Tuesday, 2 September 2014

Hubungan Internasional



A.    HUBUNGAN INTERNASIONAL
1.      UMUM
               Berbicara tentang hubungan dan keadaan internasional tidaklah sulit, karena berita-berita atau gambar-gambarnya tiap hari disajikan oleh media massa baik cetak maupun elektronika dan  memberikan komentar yang selalu menyatakan  harapan suatu keadilan atau tercapainya perdamaian dan ketertiban dunia.
Karena kebutuhan antara bangsa-bangsa timbal balik sifatnya, kepentingan untuk memelihara dan mengatur hubungan yang bermanfaat diberbagai lapangan kehidupan yang mengakibatkan,timbulnya hubungan yang tetap dan terus menerus antara bangsa-bangsa, merupakan  suatu kepentingan bersama.
Salah satu bentuk perwujudan dalam menjaga hubungan kerjasama tersebut dituangkan dalam bentuk perjanjian internasional yang akan diperlukan dalam setiap hubungan yang teratur.
2.      PERKEMBANGAN STUDI
Studi mengenai hubungan internasional terdiri dari berbagai disiplin ilmu yaitu ilmu hukum, politik, ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi dan psikologi. Setelah perang dunia kedua pendekatan realis dalam studi mengenai ilmu ini menjadi menonjol dan menentang pendekatan idealis yang dominan sebelumnya dan timbul pandangan baru dalam studi hubungan internasinal yang sifatnya lebih toleran dan mempunyai orientasi yang lebih santai yang ditujukan pada keprihatinan bahwa bumi menjadi planet yang paling berbahaya bagi umat manusia oleh karena itu perlu dicari usaha-usaha untuk mencegah kehancuran atau kemusnahan menyongsong abad kedua puluh satu, yang diharapkan menjadi abad damai dan makmur untuk generasi manusia yang akan datang.

3.      TEORI DAN PEMBENTUKAN TEORI
Menurut Stanley Hoffmann ilmuwan golongan tradisionalis merumuskan teori hubungan internasional itu sebagai” studi mengenai fenomena-fenomena yang dapat diamati dan yang berusaha menemukan variable-variabel penting, menjelaskan tingkah laku negara-negara dan mengungkapkan bentuk-bentuk khas hubungan antar negara”.        
Menjadi pertanyaan dalam hubungan internasional ialah bagaimana konsep-konsep, hipotesis-hipotesis dan gagasan yang teoritis, dapat dipergunakan dalan menyusun dan melaksanakan politik luar negeri dan strategi pertahanan keamanan.
Menyusun teori-teori memang ada gunanya dalam memahami fenomena-fenomena internasional tetapi rumusan teori tidak merupakan petunjuk yang praktis, apabila kita dihadapkan pada waktu dan situasi yang mendesak, kalau kecakapan dan kemampuan berteori digabungkan dengan pengalaman dilapangan, maka akan muncul ilmuwan pengetahuan tentang kebijakan politik ( Policy scientist) yang memberikan rumus teori sebagai input  bagi langkah- langkah politik.

4.    PENDEKATAN ILMIAH
a)      Ruang lingkup
Hubungan internasional dan politik luar negeri termasuk dalam sistem tindakan-tindakan  manusia dan oleh karena itu merupakan bagian dari hubungan social, yang dapat menjurus kearah peperangan atau dimaksud untuk mencari dan mempertahankan perdamaian antar manusia. Prinsip-prinsip umum dalam metode ilmiah dapat digunakan dalam menganalisa hubungan internasional dan politik luar negeri sebagaimana sama halnya dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya. Abstraksi, generalisasi dan teori yang ditarik dari kesimpulan-kesimpulan mengenai fakta-fakta, kesemua merupakan unsur penting bagi metode empiris. Hubungan internasional dan politik luar negeri yang efektif selamanya didasarkan pada pengertian mendalam dari fakta-fakta atau kenyataan-kenyataan dan fakta-fakta itu diperoleh melalui pengamatan. Sebelum tindakan dilakukan, hubungan internasional dan politik luar negeri merupakan rencana, gagasan, system prinsip-prinsip, nilai-nilai serta, sasaran-sasaran dan oleh karena itu sifat politik luar negeri  itu adalah lanjutan dari ideologi.
b)      Peranan Hipotesis
Penelitian ilmiah tidak bekerja dengan kebenaran mutlak. Uraian fakta-fakta, istimewa dalam ilmu sosial jauh dari sempurna melalui pengujian teori secara terus menerus akan mengubah hipotesis secara keseluruhan, ilmu penegetahuan dalam batas-batas tertentu adalah suatu sistem hipotesis, hipotesis sementara diperlukan untuk memulai penelitian, suatu penelitian adalah alat yang kenyal dalam penyelidikan karena setiap waktu dapat diganti selama riset dilakukan yaitu dalam hal ditemukan fakta-fakta baru yang mengharuskan adanya pergantian tersebut.
Bidang hubungan luar negeri adalah bidang mengenai manusia maka layak diadakan perbedan antara dogma dan hipotesis, antara pemikiran ilmiah dan pemikiran dogmatis ( non- ilmiah ). Dalam menggunakan konsep ilmiah pada analisis politik luar negeri suatu negara memakai pola yang menentukan bahwa penelitian ilmiah harus berdasarkan fakta-fakta serta abstraksi dan setelah diadakan uraian serta verifikasi sampai pada kesimpulan - kesimpulan.
c)      Penyaringan fakta-fakta
Jumlah fakta yang tampak tidak terbatas oleh karena itu perlu mengadakan penyaringan dan pemilihan, Antropolog ternama Bronislaw Malinowski seorang yang mahir teknik pemungutan fakta, mengatakan bahwa kita tidak dapat memulai pengumpulan fakta-fakta tanpa mempunyai teori atau pemikiran umum tertentu dengan kata lain dalam menyusun hipotesis kita perlu kerangka teori dan kita harus mempunyai maksud dan tujuan dalam mengumpulkan data.
Dalam penelitian ilmiah fakta saja tidak cukup harus memiliki berbagai teori atau abstraksi, misalnya kita ketahui paham komunis menurut ajaran Marx, Engels dan Lenin, didasari adanya kaum proletaeit. Akan tetapi menurut pemikiran kita, penerapan ajaran ini di Asia misalnya di RRC, Indonesia, Mongolia dan Korea Utara pasti berbeda dengan yang ada di Eropa, dapat kita perkirakan karena adanya perbedaan kebudayaan, adat istiadat, struktur sosial dan ekonomi, gaya kepemimpinan di tiap-tiap negara, susunan kependudukan, lingkungan hidup, geografi dan sebagainya. Diantara fakta yang besar jumlahnya kita harus mengadakan hirarki atau penyusunan tingkat penting atau kurang pentingnya suatu fakta. Pemahaman tentang kaitan antara fakta-fakta memerlukan suatu ide, suatu abstraksi, suatu teori tanpa ilmu pengetahuan tidak ada artinya, fakta baru menjadi penting dan berguna bila dikombinasikan dengan ide, mengerti beberapa fakta lebih berguna daripada mengetahui banyak fakta tetapi tidak dapat dimengerti.

d)     Nilai dan fakta
Masalah dalam ilmu-ilmu sosial ialah mengenai nilai dan penelitian karena mencari jawaban yang memuaskan dalam dua hal ini sangat sulit. Dalam pemilihan problema terdapat nilai-nilai yang mempengaruhi kualitas tentang kebenaran melalui sikap dan nilai yang subjektif. Ide-ide ilmiah dapat tumbuh dalam suatu masyarakat dimana kepentingan  ilmiah telah berkembang dan nilai-nilai ini dipakai untuk mencari kebenaran dan kemerdekaan untuk meneliti, secara tidak langsung nilai-nilai selalu mempengaruhi suatu penelitian. Observasi dan eksperimen yang dilakukan seorang ilmuwan merupakan suatu dalil yang sangat maju dengan perkataan lain tingkat penelitian dan proses verifikasi dalam ilmu alam memungkinkan orang untuk melakukan pemisahan antara fakta dan nilai.
e)      Metode Operasional, Metode Analisis dan Teori
Prosedur empiris dimulai dengan penyusunan hipotesis sementara, disusul dengan penyaringan fakta-fakta dan akhirnya dengan penentuan kesimpulan yang disebut metode operasional. Ilmu pengetahuan menghendaki adanya fakta dan teori karena tidak mungkin ada teori tanpa fakta dan fakta tanpa teori tidak ada gunanya. Melalui metode analisis memberikan pemikiran-pemikiran umum dan suatu konsep untuk menyusun hipotesis sementara dalam memilih dan menyaring serta menentukan hirarki fakta-fakta.

B.      HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN POLITIK LUAR NEGERI SEBAGAI PROSES SOSIAL

1.     Situasi Konteks dan Pendekatan secara Terintegrasi
Politik luar negeri suatu negara tidaklah merupakan suatu fenomena yang berdiri sendiri, tetapi mempunyai hubungan erat dengan suatu doktrin dan merupakan suatu sistem tindakan-tindakan dan hanya dapat dimengerti kalau dilihat dalam kaitan dengan kegiatan lain dari negara lain yang disebut ” situasi kontekstual”. Perlu dipahami bahwa bidang hubungan internasional dan politik luar negeri merupakan hal yang vital dalam zaman sekarang, dengan menginsafi segala kesulitan yang ada kita harus berusaha dalam batas-batas tertentu. Keinsafan akan keterbatasan dalam berbagai spesialisasi menyababkan gejala untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial secara terintegrasi yaitu mempelajari hubungan internasional, sosiologi, psikologi, ekonomi, ilmu politik dan filosofi secara sekaligus yaitu apa yang dinamakan pendekatan terintegrasi dalam problem sosial dan yang dimaksud untuk mengatasi kerumitan dan banyaknya masalah dalam proses sosial, pendekatan ini mengarah pada integritas fungsional dari ilmu sosial, cara lain mengintegrasi ilmu sosial melalui pendekatan area. Studi mengenai politik luar negeri baik melalui integrasi fungsional maupun melalui integrasi area memberi bahan kita untuk mengetahui politik luar negeri sebagai proses sosial dan bukan sebagai putusan suatu pemerintah yang terisolasi.
2.      Konflik dan Kerja sama
Setiap konflik internasional harus ditinjau sebagai pertemuan atau persimpangan dari proses social yang bersifat multilateral, komplek serta dinamik sehingga diperlukan kerjasama antara disiplin ilmu social.
3.         Sebab dan Akibat Proses Sosial
Menurut marxis politik luar negeri itu adalah semata-mata berdasarkan sebab musabab keadaan ekonomi dan dikatakan bahwa kontradiksi antarsistem kapitalis dalah usal mulanya imperalisme, contohnya perang yang dilakukan inggris dan perancis melawan jerman dalam perang dunia kedua (1939-1945) dijelaskan teori ini sebagai peran antar kaum imperalis dengan factor ekonomi sebagai dasarnya.
Menurut John Mackinder berpendapat bahwa posisi geografis suatu negara menentukan politik luar negeri contohnya kaum  nasionalis jerman mempunyai keinginan keras untuk melakukan ekspansi ke timur yang dianggap sebagai misi rakyat mereka, dengan slogan yang disebut der drag mach ost.
Dan teori lain mengatakan ideologi adalah sebab dan bertanggung jawab  dalam pelaksanaan politik luar negeri suatu Negara.
4.         Pendekatan ilmu sosial dan Interaksi Sosial
Kesulitan dalam mengisolasi variable-variabel dan adanya interaksi yang komplek memaksakan timbulnya keterbatasan dalam hal penerapan metode ilmiah untuk problema dibidang politik luar negeri. Dalam studi mengenai politik luar negeri memerlukan penyelesaian yang praktis, sasaran, faktor-faktor dan kebijakan adalah unsurn dari relasi kausal dan konsep mengenai kausalitas untuk memahami apa yang terjadi.
Penggunaan metode ilmiah dalam studi mengenai hubungan internasional dan politik luar negeri mempunyai keterbatasan dan kesukaran dan perlu diketahui bahwa kita harus melaksanakan integrasi dan mesti menggunakan disiplin ilmu social.

C.     IDEOLOGI, SASARAN, KEPENTINGAN NASIONAL
1.      Kebudayaan
Hubungan internasional dan politik luar negeri mempunyai tiga unsure yang berkaitan satu sama lain yakni ideology, faktor-faktor dan kebijaksanaan. Politik luar negeri dibuat dan dieksekusi oleh manusia sebagai proses social, manusi memutuskan dan melaksanakan karena dorongan oleh kepentingan dan ide tertentu.
Pilihan ide politik seseorang adalah akibat dari interaksi antara kepribadian dengan kebudayaan, social, ekonomi dan kondisi politik yang ada di lingkungannya.
2.      Kepentingan Nasional
Kepentingan internasional termasuk dalam visiun dan perjuangan oleh suatu bangsa dan negara untuk dipergunakan dalam  rangka ketertiban internasional. Kepentingan nasional bukanlah suatu teori yang terinci, kepentingan nasional dibentangkan rakyat sebagai doktrin dan dalam suatu negara kepentingan nasional bisa berubah  sesuai waktu,situasi dan kondisi.
3.      Dinamika konsep dasar
4.      Falsafah hubungan internasional
Bila  hubungan internasional menjadi mata pelajaran diperguruan tinggi maka perlu dipelajari falsafah hubungan internasional, falsafah ideologi dan berbagai sistem ide dan efek terhadap politik-politik luar negeri.
Dalam falsafah politik menyangkut norma-norma dan nilai-nilai studi mengenai sistem ide secara mendalam yang melibatkan pertimbangan yang non-empiris.

D.    POLITIK
           1. Definisi Politik
               Politik adalah perjuangan oleh oknum-oknum manusia secara pribadi atau sebagai kelompok untuk memperoleh kekuasaan dan keuntungan ekonomi yang sebesar-besarnya. Pendapat lain mengatakan bahwa politik adalah suatu usaha bersama antar manusia untuk mencapai pembagian sumber-sumber supaya merata dan adil. Sedangkan dalam permasalahan disini, politik diartikan sebagai perhatian dan kegiatan seseorang terhadap permasalahan publik atau orang banyak, dimana masalah publik ini lebih dititik beratkan kepada kepentingan masyarakat meskipun masih adanya unsur kepentingan pribadi, selama tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
          2. Gaya dan Ragam Politik
               Politik persuasi adalah politik yang menggunakan akal sehat, moralitas, dan keinginan untuk kerja sama dan perasaan adanya ketergantungan antara satu sama lain. Politik hirarkis adalah politik yang menggambarkan adanya penyusunan kekuasaan dan otoritas yang bertumbuh secara piramida, baik untuk peristiwa nasional maupun internasional, sedangkan politik pluralistik dimaksudkan sebagai politik yang dilakukan oleh pelaku-pelaku yang kedudukannya setaraf atau hampir setingkat dari kesatuan-kesatuan atau unit-unit yang ada, mempunyai kedudukan otonom, tetapi untuk kelangsungan hidup masing-masing dan sanggup bekerja sama satu sama lainnya atau untuk kepentingan umum secara keseluruhan.
          3. Empat Macam Pendekatan
          1) Pendekatan Realis
              Pendekatan realis mengatakan bahwa politik harus dilakukan secara realistik dan kekuatan atau kekuasaan adalah pokok utama dalam pelaksanaannya, dimana pendekatan ini menganjurkan penggunaan cara yang berorientasi pada kekuasaan dan bila perlu menyampingkan moral dan memberikan prioritas pertama pada kepentingan pribadi atau kelompok.
              Ciri penting pendekatan realis yang rasional adalah bila politik ini dilakukan dengan kebijaksanaan karena didalamnya mempertimbangkan kelangsungan hidup golongan atau masyarakatnya.
          2) Pendekatan Idealis
              Pendekatan idealis mengatakan bahwa politik adalah suatu kesenian untuk memerintah secara baik dan mereka menolak perumusan politik itu sebagai art of the posible seni untuk mencapai apa yang mungkin. Seorang pemimpin politik adalah tidak layak, bila ia melakukan apa yang mungkin dapat diperbuat, tetapi apa yang seharusnya ia perbuat hendaknya adalah sesuatu yang baik, dimana kepemimpinannya harus dapat menciptakan kehidupan yang layak, kapatuhan pada hukum yang berdasarkan moral universal, keadilan dan kehormatan bagi martabat manusia.
              Art of the posible ditolak karena memberi kesempatan bagi pelaku-pelaku politik untuk berdusta, menipu, menyuap, merampas, melakukan penganiayaan, bahkan juga pembunuhan, hanya untuk mempertahankan atau meningkatkan kepentingan pribadi, kelompok, partai atau nasional dalam hubungan internasional.
             Dalam pendekatan idealis, politik itu harus dilakukan tanpa kekerasan dalam kehidupan berdampingan secara damai dan aman di bawah pimpinan penguasa yang arif dan bijaksana.
         3) Pendekatan Marxis
             Pendekatan Marxis menitikberatkan sasaran dan keadaan terakhir bagi umat manusia, dimana masyarakat tanpa kelas dan tanpa negara dalam mana keadilan itu hanya dapat dimengerti sebagai suatu prinsip yang sederhana. Menurut pendekatan Marxis, sistem ekonomi merupakan dasar bagi tiap-tiap masyarakat dan hubungan ekonomi, karenanya akan membantu kita dalam menjelaskan dan mengartikan segala hubungan politik dan hubungan sosial. Konsep kelas dan perjuangan kelas untuk menguasai alat produksi merupakan akar dari interaksi sosial.
              Pendekatan Marxis bertujuan untuk meruntuhkan semua pemerintah non komunis di dunia dan mengkomuniskan seluruh manusia di bumi ini melalui jalan apapun yang mungkin ditempuh.
         4) Pendekatan Ilmiah
              Pendekatan ilmiah mengatakan bahwa menganalisis politik atas dasar “keyakinan” dan “intuisi” hanya akan membuang waktu saja, karena di dunia ini tidak ada manusia yang semata-mata baik atau semata-mata tidak baik, dan juga tidak ada manusia yang hanya suka memperbudak orang lain serta manusia yang senantiasa suka tenaganya dikuras orang lain. Menurut pendekatan ilmiah secara murni, tiap kelompok manusia akan melakukan tindakan politik, bila mereka memerintah, mematuhi perintah, membujuk, berkompromi, menjanjikan sesuatu pada pihak luar, bekerja sama, melakukan tawar menawar, mengutuk sesuatu, berkelahi atau takutakan sesuatu. Dengan demikian politik itu tidak dirumuskan berdasarkan konsep-konsep yang abstrak atau berdasarkan impresi, tetapi lebih banyak diuraikan setelah menyaksikan dan mencatat aksi dan reaksi manusia.
             Bahayanya bila pendekatan ilmiah ini menjadi ambisius dengan mengeluarkan pendapat bahwa putusan-putusan ilmiah adalah lebih baik dalam kualitas dan dampak, daripada putusan-putusan yang diambil secara politik, dimana putusan-putusan ilmiah diambil berdasarkan informasi yang cukup layak dan sesuai dengan kriteria yang rasional mengenai kepentingan umum.
         4. Uraian Mengenai Ilmu Pengetahuan
          Hipotesis adalah perkiraan dan asumsi yang telah dipikirkan secara matang-matang dan berkaitan dengan adanya inter-relasi antara fakta-fakta, percobaan-percobaan yang kemudian dilakukan dengan menguji hasil yang didapat dengan fakta-fakta yang mungkin baru timbul. Suatu hipotesia akan dibuang atau tidak terpakai bila dalam suatu percobaan tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
          Hampir seluruh aspek material dari dunia modern dapat ditelusuri ke arah ilmu pengetahuan dengan metodenya, seperti radio, fotografi, pisau silet, operasi otak, pencangkokkan jantung buatan, televisi, robot, alat komputer, mobil, makanan yang dibekukan dan banyak lainnya. Pertumbuhan ilmu pengetahuan dapat melaju selama beberapa ratus tahun yang silam, tetapi menderas sekali dalam abad kedua puluh ini dan bila ilmu pengetahuan itu tumbuh, maka segera pula timbul spesialisasi.
         Ilmu pengetahuan dewasa ini terdapat dalam tiga jurusan, yakni ilmu fisika, ilmu biologi dan ilmu sosial.
          1) Ilmu Fisika dan Ilmu Biologi
              Kedua ilmu ini sangat berperan dalam mengembangkan industri, pertanian dan lain-lain cabang ekonomi dan juga berhubungan dengan manusia sebagai makhluk, tetapi terbatas pada segi-segi alamiah dan sifat-sifat biologinya saja.
          2) Ilmu Politik sebagai bagian dari Ilmu Sosial
              Metode ilmiah digunakan tidak terbatas hanya dalam ilmu fisika dan biologi saja, tetapi juga dalam studi tentang manusia dan masyarakat. Ilmu sosial berhubungan dengan manusia, makhluk Tuhan yang mempunyai kemauan dan pandai berfikir. Ia mempunyai rasa cinta, rasa benci, rasa lapar dan rasa kenyang, dan lain-lain. Tindakan-tindakannya tidak dapat diduga terlebih dulu dan oleh karena itu ilmu sosial adalah lebih kompleks daripada ilmu-ilmu alam.
              Ilmu politikm adalah salah satu cabang ilmu sosial, dimana ilmu politik mempunyai hubungan dan kaitan dengan ilmu-ilmu lain dalam keluarga ilmu sosial. Misalnya ada hubungan yang erat sekali antara sejarah dan ilmu politik sampai orang menyatakan bahwa “ilmu politik tanpa sejarah tersebut tidak akan ada akar dan sejarah tanpa ilmu politik itu tidak akan ada buahnya”.
              Ilmu dizaman sekarang tidak dapat dipelajarai lagi secara terisolasi dan oleh karena itu perlu ada penerobosan batas-batas, misalnya antara ilmu alam dan ilmu sosial.
     E.   POLITIK LUAR NEGERI
            1. Uraian Mengenai Politik Luar Negeri
           Politik luar negeri adalah politik untuk mencapai tujuan nasional dengan menggunakan segala kekuasaan dan kemampuan yang ada.
           Politik luar negeri suatu negara dapat dilakukan melalui abstraksi-abstraksi, generalisasi, klasifikasi, perbandingan dan evaluasi serta mencari sebab-sebab dari fenomena politik luar negeri negara tersebut. Penentuan putusan-putusan dalam politik luar negeri tergantung dari ideologi dan bentuk demokrasi dari suatu negara.
           Banyak faktor-faktor yang turut menentukan sifat dan bentuk politik luar negeri suatu negara. Sistem politik, ekonomi, dan sosial dari suatu negara mempunyai pengaruh terhadap penyusunan politik luar negeri dari negara tersebut. 
          2. Praktik dalam Politik Luara Negeri
           Politik luar negeri suatu negara merupakan iringan kebijaksanan disertai rentetan tindakan yang rumit tetapi dinamis, yang ditempuh oleh negara itu dalam hubungannya dengan negera-negara lain atau sebagai kegiatannya dalam organisasi-organisasi regional dan internasional. Politik luar negeri mengandung kewajiban-kewajiban, tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan prinsip-prinsip yang dianggap benar yang terdapat dibelakang politik luar negeri tersebut.
            Politik luar negeri itu sendiri merupakan unsur dalam ideologi, dimana unsur ideoloi dapat berkisar antara sistem yang disusun secara sungguh-sungguh dan menyeluruh atau sebagai konsep yang rudimater, yang ditujukan hanya untuk kelangsungan hidup suatu bangsa saja atau malah ada kalanya hanya untuk penerusan posisi atau kedudukan suatu pemerintahan (rezim) tertentu saja.
            Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang disusun dan keputusan-keputusan yang diambil dalam bidang politik luar negeri ditentukan oleh manusia dan manusia itu didorong oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Oleh karena itu politik luar negeri tergantung dari ideologi bangsa serta dasar-dasar negaranya.
          3. Pelaksanaan Politik Luar Negeri
Pelaksanaan politil luar negeri memerlukan perencanaan yang disiapkan oleh segenap jajaran petugas di Kementerian dan Perwakilan di luar negeri. Penyelenggaraan politik dan hubungan luar negeri adalah suatu proses yang berlangsung secara terus menerus dan menghendaki pengamatan keadaan yang setiap waktu dapat berubah-ubah. Pelaksanaan bukanlah hanya merupakan keputusan taktik belaka guna mengatasi peristiwa yang mendesak saja, tetapi harus dilandaskan kepada suatu siasat yang dapat memperkirakan kemungkinan timbulnya masalah-masalah bagi suatu negara.
           Untuk meningkatkan dan mempercepat proses pengambilan keputusan, beberapa persiapan perlua diadakan terlebih dahulu dalam hal :
1.      Kemampuan untuk mengenal dan menganalisis masalah-masalah penting dalam politik luar negeri.
2.      Kemampuan untuk menentukan masalah mana yang lebih penting daripada yang lain.
3.      Kemampuan untuk menentukan alternatif-alternatif terhadap kebijaksanaan yang telah dirumuskan.
4.      Kemampuan untuk mengaitkan analisis-analisis kebijaksanaan dengan sumber-sumber management (man, money, material), agar sumber-sumber ini selalu tersedia dalam kita melaksanakan politik luar negeri.
Setelah keputusan diambil, selanjutnya perlu pula kita mempunyai kemampuan untuk mengadakan evaluasi, yaitu meninjau kebijaksanaan yang telah dirumuskan serta keputusan yang telah diambil itu dan kemudian mengetahui apakah keputusan ini sudah dilaksanakan, dan seterusnya perlu ditinjau lagi apakah pelaksanaannya sudah tepat dan sejalan dengan rencana atau tidak.
Dengan kata lain bahwa pelaksanaan itu merupakan suatu siklus perencanaan dan evaluasi atau proses yang berkelangsungan dan berkesinambungan.
     F.   DIPLOMASI
        1. Definisi dan Praktik
         Diplomasi dapat diartikan sebagai manajemen dari hubungan internasional melalui negoisasi yang diselenggarakan oleh duta-duta negara, sedangkan praktik dari diplomasi itu sendiri dinyatakan sebagai penyelenggaraan bisnis internasional oleh para diplomat untuk membuat orang lain menerima jalan pikiran kita.
         Diplomasi dijalankan oleh suatu negara untuk memupuk, mempertahankan dan mengembangkan persahabatan, saling pengertian, serta kerjasama dalam menangani masalah-masalah yang belum disetujui bersama hingga tercapainya kesesuaian paham. Diplomasi itu sendiri akan dianggap berhasil apabila pihak yang diajak berunding dapat diyakinkan untuk menerima atau mendekati kesepakatan yang pada akhirnya memuaskan kedua belah pihak.
          2. Kekuatan di Belakang Diplomasi
          Dalam ketegangan antara dua negara, diplomasi sangat diperlukan dimana biasanya  diplomasi hanya terbatas pada penyerahan ultimatum belaka. Biasanya setelah perang atau pertikaian fisik berakhir maka diplomasi dapat dmulai kembali. Keberhasilan suatu diplomasi dipengaruhi oleh beberapa sebab, antara lain :
1.      Kekuatan (power) dari suatu negara, biasanya berupa keadaan ekonomi, keuangan, industri dan pertanian, adanya sumber alam yang berlimpah, kekuatan militer, letak geografis dan lain-lain.
2.      Melalui permohonan dan himbauan untuk pengertian, simpati dan sokongan kepada perjuangan atau masalah yang dihadapi negara tersebut.
3.      Menggunakan daya tariknya dalam menyampaikan argumentasi pemerintahannya sehingga mengetahui atau sedikitnya dapat memperkirakan bahwa pihak lawan akan menerima apa yang diajukan dengan menunjukkan adanya titik persamaan antara kedua negara.

         3. Syarat untuk Suksesnya Diplomasi
         Keterampilan dalam diplomasi oleh para diplomat memang sangat penting dimiliki karena para diplomat itu hanya melaksanakan dan bukan menentukan politikm luar negeri. Tugas diplomat dibatasi oleh politik dari pemerintah yang diwakilinya. Seorang diplomat tidak dapat bertindak atau melakukan sesuatu yang belum mendapat persetujuan khusus dari pemerintahnya. Sukses diplomat juga ditentukan oleh sifat dan hakikat dari politik luar negeri yang harus dilaksanakan.
         Pekerjaan diplomat sangat dipermudah bila antara negaranya dan negara dimana ditugaskan ada kesesuaian paham dalam hal ideologi, metode-metode dan pandangan mengenai ketertiban internasional, tetapi bila terdapat perbedaan besar dalam kepentingan, sasaran, pandangan hidup dan adanya pertentangan dalam politik luar negeri masing-masing, maka betapapun kecilnya perselisihan yang ada tidak akan dapat diselesaikan.
          4. Sikap Seorang Diplomat
         Yang perlu diperhatikan oleh diplomat, yaitu jangan hendaknya kita mempunyai inferiority complex dan sebaliknya jangan pula menunjukkan superiority complex. Kepribadian yang merendahkan diri jangan pula memberikan impresi bahwa kita memang mempunyai kedudukan yang rendah dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Orang yang bijaksana biasanya berendah hati, karena mengetahui bahwa barang siapa yang ingin dihormati harus mau mengalah terlebih dahulu. Sikap yang bersederhana ini tidaklah berarti bahwa kita tidak mempunyai kebanggaan dan kehormatan, malah bila diperlukan pada waktunya kita menunjukkan sikap yang jelas dan tegas bahwa kita adalah wakil dari Bangsa dan Negara yang besar, yang tidak dapat diremehkan oleh siapapun di dunia ini.
         Hal lain yang diperlukan oleh seorang diplomat adalah tidak boleh berbohong. Kebohongan akhirnya akan diketahui juga, dan sekali dikatahui bahwa ucapan-ucapannya adalah tidak benar, sejak itu pula habis namanya dan orangnya tidak akan dipercaya lagi. Selain itu juga seorang diplomat tidak boleh angkuh dan sombong, karena hal ini akan merugikan dalam melakukan dialog dengan pihak-pihak yang dihadapinya. Hal lain yang perlu juga diperhatikan adalah seorang diplomat harus teliti, karena asli kata diplomasi adalah berasal dari kata “diploma” yang berarti “pesan tertulis”, karena itu seorang diplomat harus bertindak sesuai dengan instruksi tertulis yang diterima dari atasannya, yang berisi pemberitahuan, permohonan ataupun penjelasan untuk disampaikan kepada pemerintah negara setempat.













Daftar  Pustaka

Yusuf Suffri, (1989), Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri, Jakarta, Penerbit Pustaka Sinar

1 comment:

  1. Slot Machine Games, Bonus Offers, Payout Time - KT Hub
    Slot Machine Games, 순천 출장안마 Bonus Offers, Payout 영주 출장마사지 Time, Slot Machine Games, Slots. 2021. 인천광역 출장마사지 Slot Machine Games, Slots, Slot Machine Games, Slots. 2021. 강원도 출장샵 Slot Machine 대전광역 출장샵

    ReplyDelete