Saturday 30 August 2014

Konsep Kepemimpinan



KONSEP KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan boleh didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks di mana dengannya seseorang itu (pemimpin) mempengaruhi orang-orang lain (pengikut) melaksanakan dan menyempurnakan misi, tugasan, atau objektif-objektif dan dengan itu membawa organisasi menjadi lebih jelekit dan bersepadu. Seseorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan mengaplikasikan sifat-sifat kepemimpinan dirinya iaitu kepercayaan, nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran-kemahiran yang dimilikinya. Sungguhpun kedudukan anda sebagai seorang 'pengurus' (Guru Besar?), penyelia, ketua dan sebagainya; memberikan anda 'kuasa' melakukan tugas dan objektif tertentu organisasi, ketahuilah 'kuasa' ini tidak menjadikan anda seorang 'pemimpin'...ia hanya menjadikan anda seorang 'boss'. Kepemimpinan menjadikan orang lain mahu mencapai matlamat-matalamat dan objektif-objektif yang tinggi, sementara sebaliknya boss mengarah orang menyempurnakan objektif dan tugasan.
·         Sebagai kemampuan untuk melaksanakan pengaruh antar pribadi melalui komunikasi, untuk mencapai tujuan tertentu. (Koontz & O’Donnel)
·         Suatu hubungan dimana seorang pemimpin mempengaruhi orang lain untuk bekerja bersama secara sukarela mengenai tugas-tugas yang diinginkan pemimpin tersebut.(G. R TERRY)
·         Suatu proses yang mempengaruhi aktivitas individu atau kelompok dalam upaya mencapai tujuan pada situasi tertentu.
·          Proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompok [ Koontz & O’donnel]
·         Kemampuan untuk mengajak orang lain mencapai tujuan yang sudah dengan penuh semangat [Davis, 1977]
·         Mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka [Wexley & Yuki, 1977]
·         Pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan [Fiedler, 1967].
Donald Clark (1997) menyatakan; "The basis of good leadership is honourable character and selfless service to your organization. In your employee's eyes, your leadership is everything you do that effects the organization's objectives and their well being. A respected leader concentrates on what she is (be) (beliefs and character), what she knows (job, tasks, human nature), and what she does (implement, motivates, provide direction). Apa yang menyebabkan seseorang itu mahu mengikut seseorang pemimpin? Orang mahu dipimpin oleh orang yang mereka hormati dan seseorang pemimpin yang mempunyai 'clear sense of direction'. Untuk mendapat penghormatan, pemimpin mesti beretika, dan 'halatuju' dapat dicapai dengan menyampaikan visi masa depan yang kuat. Jadi pada dasarnya anda mestilah boleh dipercayaai dan anda boleh mengkomunikasikan visi berhaluan yang anda tujui. Jika anda seorang pemimpin yang boleh dipercayai, maka orang di sekeliling anda akan belajar menghornati anda. Untuk menjadi pemimpin yang baik, ada beberapa perkara yang anda mesti jadi, tahu dan buat. Semua ini terletak di bawah apa yang digelar Kerangka Kepemimpinan:
·         Jadi seorang profesional. Contohnya setia kepada organisasi, berkhidmat tanpa pentingkan diri, dan bertanggungjawab.
·         Jadi seorang profesional yang punyai ciri-ciri perwatakan yang baik. Contohnya kejujuran, ketrampilan, lurus, komitmen, integriti, keberanian, berterus-terang dan imaginasi.
·         Tahu empat faktor kepemimpinan -- pengikut, ketua, komunikasi dan situasi.
·         Tahu (kenali) diri sendiri,. Contohnya kekuatan dan kelemahan diri, pengetahuan dan kemahiran.
·         Tahu sifat manusia. Contohnya kepada keperluan manusia dan emosi, dan bagaimana manusia bertindakbalas terhadap stress.
·         Tahu kerja anda. Contohnya mahir dan pakar serta mampu melatih orang-orang lain.
·         Tahu organisasi anda. Seperti tahu ke mana hendak mendapatkan bantuan, iklim dan budayanya, serta tahu siapa pula 'pemimpin-pemimpin tak rasmi' dalam organisasi.
·         Sediakan halatuju: penentuan matlamat, penyelesaian masalah, membuat keputusan dan merancang.
·         Melaksanakan: komunikasi, penyelarasan, penyeliaan dan penilaian.
·         Memotivasi: mampu membina morale dan semangat kekitaan di dalam organisasi, melatih dan membimbing serta memberikan kaunseling.
Di peringkat operasional seseorang pemimpin mestilah mempunyai tiga ciri penting yang mesti pula diterjemah dan direalisasikan di dalam seluruh budaya kerja dan budaya organisasi dan dihayati oleh seluruh ahli organisasi. Tiga ciri utama tersebut ialah mengongsi visi, penggunaan sumber (manusia, maklumat, dan sumber modal), dan nilai. Hanya seorang pemimpin yang ada visi sahaja yang boleh membawa organisasi dan pengikutnya menuju wawasan, yang mampu menggerakkan dan mendorong subordinat dengan meletak dan memberi nilai yang tinggi dalam semua aspek kelangsungan survival individu dan organisasi.
Pemimpin yang bervisi sentiasa 'melihat' jauh ke depan melewati ruang dan masa di samping menunjukkan 'arah dan teladan'; sentiasa berkongsi kegemilanagn bersama-sama pengikut (perit dan pedih ditanggung sendiri), dan berjaya meninggalkan legacy (warisan) bak kata perumpamaan Melayu "Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama."ٱ       
PEMIMPIN YANG BAIK DIBENTUK BUKAN DILAHIRKAN
PEMIMPIN YANG BAIK TERBENTUK MELALUI PROSES
BELAJAR SENDIRI, PENDIDIKAN,LATIHAN
DAN JUGA PENGALAMAN
PEMIMPIN TERBAIK BEKERJA DAN BELAJAR SECARA
BERTERUSAN BAGI MENAMBAHBAIK KEMAHIRAN
KEPIMPINAN DIRI DALAM MEMBAWA ORGANISASI
KE MERCU JAYA
LEADERS
ARE BORN
OR
ARE MADE ?
UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN
  1. Satu orang yang memimpin
  2. Banyak orang yang dipimpin
  3. Kepemimpinan dilaksanakan melalui suatu proses yang rumit
  4. Tugas/kewajiban yang harus dilaksanakan atau sasaran yang harus dicapai
  5. Keterpaduan dan saling tergantung dikalangan yang dipimpin atau antara pemimpin
  6. Situasi tertentu
TIGA SYARAT YANG HARUS DIKUASAI PEMIMPIN
1
MAMPU
MENJADI
2
MENGUASAI
DENGAN BAIK
3
MAMPU DENGAN BAIK
1.
2.
Seorang yang profesional
Penerap/peraga ciri-ciri orang yang berpredikat profesional
1.
2.
3.
4.
5.
Unsur-unsur kepemimpinan
Dirinya (analisis SWOT)
Sifat-sifat manusia
Tugasnya
Organisasi/Lembaganya
1.
2.
3.
Menjadi pengarah
Menerapkan semua hal yang berkaitan dengan kepemimpinan
Memberikan motivasi
FAKTOR-FAKTOR TIMBULNYA PEMIMPIN
Bagaimana seseorang bisa menjadi pemimpin ?
1. TEORI GENETIK
“Leader are Born, not Made”. Watak dan kemampuannya merupakan bakat dan pembawaan yang dibawa sejak lahir.
2. TEORI SOSIAL
“ Leader are Made, not Born”. Seseorang dapat menjadi pemimpin dibentuk oleh faktor : * Pendidikan * Pengalaman * Lingkungan
3. TEORI GABUNGAN
Seseorang bisa menjadi pemimpin karena bakat/pembawaan, kemudian dikembangkan melalui pendidikan, pengalaman dan lingkungan
POTENSI PEMIMPIN
(Seberapa jauh seorang pemimpin mempertahankan jabatannya ?)
1. REWARD POWER
Mampu memberikan penghargaan (reward), sehingga kepemimpinannya tetap bertahan.
2. LEGITIMATE POWER
Mampu melaksanakan kekuasaan sesuai dengan kewenagnan yang diberikan secara formal.
3. COERCIVE POWER
Mampu mempertahankan kepemimpinan dengan penggunakan ancaman hukuman.
4. REFERENT POWER
Mampu memberikan keteladanan positif dan kewenangan formal.
5. EXPERT POWER
Mampu mempertahankan kepemimpinan karena memiliki keahlian yang diperoleh melalui pengalaman dan pendidikan.

Tugas Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
Tidak semua kepala sekolah mengerti maksud kepemimpinan, kualitas serta fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh pemimpin pendidikan. Setiap orang yang memberikan sumbangan bagi perumusan dan pencapaian tujuan bersama adalah pemimpin, namun individu yang mampu memberi sumbangan yang lebih besar terhadap perumusan tujuan serta terhimpunnya suatu kelompok di dalam kerja sama mencapainya, dianggap sebagai pemimpin yang sebenarnya. Orang yang memegang jabatan kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan.
Menurut (Dirawat,  1986 : 80) tugas dan tanggungjawab kepala sekolah dapat digolongkan kepada dua bidang, yaitu:
1.    Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi dapat digolongkan menjadi enam bidang yaitu:
1)    Pengelolaan pengajaran
Pengelolaan pengajaran ini merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok.
Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan ini antara lain:
  • pemimpin pendidikan hendaknya menguasai garis-garis besar program pengajaran untuk tiap bidang studi dan tiap kelas, 
  • menyusun program sekolah untuk satu tahun, 
  • menyusun jadwal pelajaran, 
  • mengkoordinir kegiatan-kegiatan penyusunan model satuan pengajaran,
  • mengatur kegiatan penilaian, 
  • melaksanakan norma-norma kenaikan kelas, 
  • mencatat dan melaporkan hasil kemampuan belajar murid, 
  • mengkoordinir kegiatan bimbingan sekolah, 
  • mengkoordinir program non kurikuler, 
  • merencanakan pengadaan, 
  • memelihara dan mengembangkan buku perpustakaan sekolah dan alat-alat pelajaran.
    2)    Pengelolaan kepegawaian
    Termasuk dalam bidang ini yaitu menyelenggarakan urusan-urusan yang berhubungan dengan penyeleksian, pengangkatan kenaikan pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian anggota staf sekolah, pembagian tugas-tugas di kalangan anggota staf sekolah, masalah jaminan kesehatan dan ekonomi, penciptaan hubungan kerja yang tepat dan menyenangkan, masalah penerapan kode etik jabatan.
    3)    Pengelolaan kemuridan
    Dalam bidang ini kegiatan yang nampak adalah perencanaan dan penyelenggaran murid baru, pembagian murid atas tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping), perpindahan dan keluar masuknya murid-murid (mutasi), penyelenggaraan pelayanan khusus (special services) bagi murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran, penyelenggaran testing dan kegiatan evaluasi, mempersiapkan laporan tentang kemajuan masalah disiplin murid, pengaturan organisasi siswa, masalah absensi, dan sebagainya.
    4)    Pengelolaan gedung dan halaman
    Pengelolaan ini menyangkut usaha-usaha perencanaan dan pengadaan, inventarisasi, pengaturan pemakaian, pemeliharaan, rehabilitasi perlengkapan dan alat-alat material sekolah, keindahan serta kebersihan umum, usaha melengkapi yang berupa antara lain gedung (ruangan sekolah), lapangan tempat bermain, kebun dan halaman sekolah, meubel sekolah, alat-alat pelajaran klasikal dan alat peraga, perpustakaan sekolah, alat-alat permainan dan rekreasi, fasilitas pemeliharaan sekolah, perlengkapan bagi penyelenggaraan khusus, transportasi sekolah, dan alat-alat komunikasi,
    5)    Pengelolaan keuangan
    Dalam bidang ini menyangkut masalah-masalah urusa gaji guru-guru dan staf sekolah, urusan penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan uang alat-alat murid-murid, usaha-usaha penyediaan biaya bagi penyelenggaraan pertemuan dan perayaan serta keramaian.
    6)    Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat
    Untuk memperoleh simpati dan bantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid-murid, dan untuk dapat menciptakan kerjasama antara sekolah-rumah- dan lembaga-lembaga sosial.
2.    Tugas Kepala Sekolah Dalam Bidang Supervisi
Kepala Sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar. Tugas ini antara lain :
  • Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-tujuan pendidikan pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara aktivitas pengajaran dengan tujuan-tujuan.
  • Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan-persoalan dan kebutuhan murid.
  • Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru sesuai dengan minat, kemampuan bakat masing-masing dan selanjutnya mendorong mereka untuk terus mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.
  • Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja sekolah berdasarkan standar-standar sejauh mana tujuan sekolah itu telah dicapai.
b.    Peran Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan
Penelitian tentang harapan peranan kepala sekolah sangat penting bagi guru-guru dan murid-murid. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung  jawab sebagai pemimpin di bidang pengajaran, pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi personalia staf, hubungan masyarakat, administrasi school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah. Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. 
Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dengan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan lembaga-lembaga, saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat dan pentingnya peranan masing-masing, dan kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah. Kepala sekolah juga tidak saja dituntut untuk melaksanakan berbagai tugasnya di sekolah, tetapi ia juga harus mampu menjalin hubungan kerja sama dengan masyarakat dalam rangka membina pribadi peserta didik secara optimal.  Kepala sekolah dapat menerima tanggung jawab tersebut, namun ia belum tentu mengerti dengan jelas bagaimna ia dapat menyumbang ke arah perbaikan program pengajaran.
Cara kerja kepala sekolah dan cara ia memandang peranannya dipengaruhi oleh kepribadiannya, persiapan dan pengalaman profesionalnya, serta ketetapan yang dibuat oleh sekolah mengenai peranan kepala sekolah di bidang pengajaran. Pelayanan pendidikan dalam dinas bagi administrator sekolah dapat memperjelas harapan-harapan atas peranan kepala sekolah.
Menurut Purwanto, mengatakan bahwa seorang kepala sekolah mempunyai sepuluh macam peranan, yaitu : “Sebagai pelaksana, perencana, seorang ahli, mengawasi hubungan antara anggota-anggota, menwakili kelompok, bertindak sebagai pemberi ganjaran, bertindak sebagai wasit, pemegang tanggung jawab, sebagai seorang pencipta, dan sebagai seorang ayah.”  (Purwanto, 2004 : 65)
Untuk lebih jelasnya, maka penulis akan menguraikan peranan kepala sekolah sebagai pemimpin, sebagai berikut :
1)    Sebagai pelaksana (executive)
Seorang pemimpin tidak boleh memaksakan kehendak sendiri terhadap kelompoknya. Ia harus berusaha memenuhi kehendak dan kebutuhan kelompoknya, juga program atau rencana yang telah ditetapkan bersama
2)    Sebagai perencana (planner)
Sebagai kepala sekolah yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan, sehingga segala sesuatu yang akan diperbuatnya bukan secara sembarangan saja, tatapi segala tindakan diperhitungkan dan bertujuan.
3)    Sebagai seorang ahli (expert)
Ia haruslah mempunyai keahlian terutama yang berhubungan dengan tugas jabatan kepemimpinan yang dipegangnya.
4)    Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok (contoller of internal relationship)
Menjaga jangan sampai terjadi perselisihan dan berusaha mambangun hubungan yang harmonis.
5)    Mewakili kelompok (group representative)
Ia harus menyadari, bahwa baik buruk tindakannya di luar kelompoknya mencerminkan baik buruk kelompok yang dipimpinnya.
6)    Bertindak sebagai pemberi ganjaran / pujian dan hukuman.
Ia harus membesarkan hati anggota-anggota yang bekerja dan banyak sumbangan terhadap kelompoknya.
7)    Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and modiator)
Dalam menyelesaikan perselisihan atau menerima pengaduan antara anggota-anggotanya ia harus dapat bertindak tegas, tidak pilih kasih atau mementingkan salah satu anggotanya.
8)    Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya
Ia haruslah bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggota-anggotanya yang dilakukan atas nama kelompoknya.
9)    Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (idiologist)
Seorang pemimpin hendaknya mempunyai kosepsi yang baik dan realistis, sehingga dalam menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang tegas menuju kearah yang dicita-citakan.
10)     Bertindak sebagai ayah (father figure)
Tindakan pemimpin terhadap anak buah/kelompoknya hendaknya mencerminkan tindakan seorang ayah terhadap anak buahnya.
Apabila kita meneliti lebih lanjut, maka dapat kiranya apa yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan kita “Ki Hadjar Dewantara”, mengatakan bahwa pemimpin yang baik haruslah menjalankan peranan seperti : Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Ing Tut Wuri Handayani. Tugas dan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin



Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Sebagai seorang pejabat formal, kepala sekolah mempunyai tanggung
jawab terhadap atasan, sesama rekan kepala sekolah atau lingkungan terkait,
dan kepada bawahan. Dalam hal ini Wahjosumidjo menjelaskan dalam
bukunya yang berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah” sebagai berikut:
kepala sekolah sebagai pemimpin suatu lembaga pendidikan mempunyai
tanggung jawab kepada 3 pihak yaitu kepada atasan, kepada instansi terkait
atau rekan dan kepada bawahan.
a. Kepada atasan
Seorang kepala sekolah mempunyai atasan yaitu atasan langsung dan
atasan yang lebih tinggi. Karena kedudukannya yang terikat kepada atasan
atau sebagai bawahan, maka seorang kepala sekolah mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
1) Wajib loyal dan melaksanakan apa yang digariskan oleh atasan;
2) Wajib berkonsultasi atau memberikan laporan mengenai pelaksanaan
tugas yang menjadi tanggung jawabnya;
3) Wajib selalu memelihara hubungan yang bersifat hirarki antara kepala
sekolah dan atasan.
b. Kepada sesama rekan kepala sekolah atau instansi terkait
Untuk menjaga hubungan dan menjalin kerja sama yang baik untuk
meningkatkan kualiats pendidikan lembaga yang dipimpinnya maka
kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :
1) Wajib memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan para kepala
sekolah yang lain;
2) Wajib memelihara hubungan kerja sama yang sebaik-baiknya dengan
lingkungan baik dengan instansi terkait maupun tokoh-tokoh
masyarakat dan BP3.
c. Kepada bawahan
Kepala sekolah berkewajiban menciptakan hubungan yang sebaik-baiknya
dengan para guru, staf, dan siswa. Sebab esensi kepemimpinan adalah
kepengikutan atau orang yang mempunyai loyalitas untuk mempengaruhi
bawahannya.Selain itu kepala sekolah harus mengembangkan sumber daya para
guru dan staf dengan membuat program-program peningkatan kualitas para
guru dan staf sehinga bisa menjadi guru dan staf yang professional.
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai juga harus dilakukan kepala
sekolah untuk menunjang kreatifitas anak didik.
Pada umumnya kepala sekolah menggunakan gaya gabungan antara
pembagian tugas dan hubungan manusiawi. Pembagian tugas merupakan strategi kepala sekolah yang lenih mengutamakan setiap tugas dapat
dilaksanakan dengan baik oleh masing-masing elemen yang terlibat dalam
lembaga yang dipimpinnya. Sedangkan gaya hubungan manusiawi lebih
mengutamakan pemeliharaan manusiawi dengan masing-masing tenaga
pendidikan.
Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas yang harus
dilaksanakan. Adapaun tugas-tugas dari kepala sekolah seperti yang
dikemukakan Wahjosumidjo sebagai berikut:
a) Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan
(responsible and accountable). Keberhasilan dan kegagalan pihak
bawahan adalah suatu pencerminan langsung keberhasilan atau kegagalan
seorang pemimpin. Dengan demikian kepala sekolah bertanggungjawab
atas segala tindakan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf dan wali
murid tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah.
b) Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus
mampu menghadapi persoalan (managers balance competing goals and
set priorities). Dengan segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus
dapat mengatur pemberian tugas secara tepat. Bahkan ada kalanya seorang
kepala sekolah harus dapat menentukan prioritas bilamana terjadi konflik
antara kepentingan bawahan dengan kepentingan sekolah.
c) Kepala sekolah harus berpikir secara analitik dan konsepsional (must think
analytically and konceptionally). Konsep ini berarti menuntut setiap
kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui suatu analisis
kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible.
Demikian pula dengan kepala sekolah harus mampu melihat setiap tugas
sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan. Memandang persoalan
yang timbul sebagai bagian yang tak terpisahkan dan satu keseluruhan.
d) Kepala sekolah sebagai politisi (politicians)
Sebagai seorang politisi berarti kepala sekolah harus selalu berusaha
untuk meningkatkan tujuan organisasi serta mengembangkan progam jauh
ke depan. Untuk itu sebagai seorang politisi kepala sekolah harus mampu
membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi atau
kesepakatan (compromise). Peran kecakapan politis seorang kepala
sekolah dapat berkembang secara efektif apabila:
1) Dapat dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap
kewajiban masing-masing.
2) Terbetuknya aliasi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3.
3) Terciptanya kerja sama (cooperation) dengan berbagai pihak sehingga
aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.
e) Kepala sekolah berfungsi sebagai pengambil keputusan yang sulit (make
difficult decisius).
Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem.
Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan:
kesulitan dana, persoalan pegawai, perbedaan pendapat terhadap kebijakan
yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah dan masih banyak lagi. Apabila
terjadi kesulitan-kesulitan seperti tersebut di atas, kepala sekolah
diharapkan berperan sebagai orang yang menyelesaikan persoalan yang
sulit tersebut.


No comments:

Post a Comment