TUGAS
KELOMPOK 7
MENGANALISIS HASIL TES
MATA
KULIAH : EVALUASI PENGAJARAN PKN
DOSEN
: SUHERDIYANTO, M.PD
DI
SUSUN
O
L
E
H
WIDA
ASMARA : 211000242
ANGGRENA
ROSITA : 211000103
ELIGIA : 211000081
BERNADUS : 211000058
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN
GURU REPUBLIK INDONESIA
POTIANAK
2012
BAB 13
MENGANALISIS HASIL TES
1. Menilai tes yang dibuat
sendiri
Tidak
ada usaha guru yang lebih baik selain usaha untuk selalu meningkatkan mutu tes
yang disusunnya. Namun, hal ini tidak dilaksanakan karena kecendrungan
seseorang untuk beranggapan bahwa hasil karyanya adalah yang terbaik atau
setidak-tidaknya cukup baik. Guru yang sudah banyak berpengalaman, mengajar dan
menyusun soal-soal tes, juga masih sukar menyadari bahwa tesnya masih belum
sempurna. Oleh karena itu, cara yang paling baik adalah melihat hasil yang
diperoleh siswa.
Secara
teoritis, siswa dalam satu kelas merupakan populasi atau kelompok yang
keadaannya heterogen. Dengan demikian, maka apabila dikenai sebuah tes akan tercermin
hasilnya dalam suatu kurva normal. Apabila keadaan setelah hasil tes dianalisis
tidak seperti yang diharapkan dalam
kurva normal, maka tentu ada apa-apa dengan soal tesnya. Apabila hampir seluruh
siswa memperoleh skor jelek, berarti bahwa tes yang disusun mungkin terlalu
sukar. Sebaliknya jika seluruh siswa memperoleh skor baik, dapat diartikan
bahwa tesnya terlalu mudah. Tentu saja interprestasi terhadap soal tes akan
lain seandainya tes itu sudah disusun sebaik-baiknya sehingga memenuhi persyaratan
sebagai tes.
Dengan
demikian maka apabila kita memperoleh keterangan tentang hasil tes, akan
membantu kita dalam mengadakan penilaian secara objektif terhadap tes yang kita
susun.
Ø Ada 4 cara untuk menilai tes, yaitu:
a. Meneliti secara jujur
soal-soal yang sudah di susun
kadang-kadang dapat diperoleh jawaban tentang
ketidakjelasan perintah atau bahasa, taraf kesukaran, dan lain-lain keadaan
soal tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut, antara lain:
1.
Apakah banyaknya soal utuk tiap topik sudah seimbang?
2. Apakah
semua soal menanyakan bahan yang telah diajarkan?
3. Apakah
soal yang kita susun tidak merupakan pertanyaan yang membingungkan (dapat
disalahtafsirkan)?
4. Apakah
soal itu tidak sukar untuk dimengerti?
5. Apakah
soal itu dapat dikerjakan oleh sebagian besar siswa?
Ø Mengadakan analisis
soal (item anaysis)
analisis
soal adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan
informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun.
Faedah mengadakan
analisis soal:
1. Membantu
kita dalam mengidentifikasi butir-butir soal yan jelek.
2. Memperoleh
informasi yang akan dapat digunakan untuk menyempurnakan soal-soal untuk
kepentingan lebih lanjut.
3. Memperoleh
gambaran secara selintas tentang keadaan yang kita susun.
Analisis soal terutama dapat dilakukan untuk tes
objektif. Hal ini tidak berarti bahwa tes uraian tidak dapat dianalisis, akan
tetapi memang dalam menganalisis butir tes uraian, belum ada pedoman secara
standar. Tentang kegunaaan dan cara mengadakaan analisis soal akan dibahas tersendiri
di bagian lain.
Ø Mengadakan checking
validitas
Validitas yang paling penting dari tes buatan
guru adalah validitas kurikuler (content
validity). untuk mengadakan checing validitas kurikuler, kita harus
merumuskan tujuan setiap bagian pelajaran secara khusus dan jelas sehingga
setiap soal dapat kita jodohkan dengan setiap tujuan khusus tersebut.
Tes
yang tidak mempunyai validitas kurikuler
atau walaupun mempunyai tetapi kecil maka dapat juga terjadi jika salah satu
atau beberapa tujuan khusus tidak dicantumkan dalam tabel spesifikasi. Semakin banyak tujuan
khusus yang tidak dicantumkan, berarti bahwa validitas kurikulernya semakin
kecil.
Dalam hal ini Terry
D.Ten Brink, dalam buku nya yag berjudul: Evaluation, a practikal guide for teacher yaitu pendapatnya:
1.
Untuk tes yang
dirancang akan menggunakan
norm-referenced tidak harus menuliskan setiap tujuan khusus, tetapi cukup
dengan tujuan-tujuan yang esensial saja.
2.
Untuk tes yag dirancang
akan menggunakan criterion referenced, maka setiap tujuan khusus harus dicantumkan dalam tabel spesifikasi.
Ø Dengan mengadakan checking reliabilita
Salah
satu indikator untuk tes yang mempunyai reliabilitas yang tinggi adalah bahwa
kebanyakan dari soal-soal tes itu
mempunyai daya pembeda yang tinggi.
Untuk menghitung reliabilitas tes, telah dikemukakan di bab 6.
2. Analisis butir soal (Item Analysis)
Telah
disinggung di depan bahwa analisis soal
antara lain bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek.
Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal
dan “petunjuk” untuk mengadakan
perbaikan.
Perlu
diterangkan tiga masalah yang berhubungan dengan analisis soal, yaitu taraf
kesukaran, daya pembeda, dan pola jawaban soal.
1. Taraf kesukaran
Soal
yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atai tidak terlalu sukar, karna
soal yang terlalu mudah tidak akan meransang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjdi
putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar
jangkauan.
2.
Daya
pembeda
Daya
pembeda soal, adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).
Seluruh pengikut tes tes dikelompokan menjadi 2
kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas (upper group) dan kelompok bodoh atau kelompok bawah (lower group). jika seluruh kelompok
dapat menjawab soal tersebut dengan
benar, sedang seluruh kelompok bawah menjawab salah, maka soal terebut
mempunyai D paling besar, yaitu 1,00.
Sebaliknya jika semua kelompok atas menjawab salah, tetapi semua kelompok bawah
menjawab betul, maka nilai D-nya -1,00. Tetapi jika siswa kelompok atas dan
siswa kelompok bawah sama-sama menjawab benar atau sama-sama menjawab salah,
maka soal tersebut mempunyai nilai D 0,00. Karena tidak mempunyai daya pembeda
sama sekali.
Cara
menetukan daya pembeda (nilai D)
Untuk itu perlu
dibedakan antara kelmpok kecil (kurang dari 100) dan kelompok besar (100 orang
ke atas).
3. Pola jawaban soal
Yang dimaksud dengan pola jawaban di sini adalah
distribusi testee dalam hal menentukan pilihan jawaban pada soal bentuk pilihan
ganda. Pola jawaban soal diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang
memilih pilihan jawaban a,b,c, atau d atau yang tidak memilih pilihan manapun (blangko). Dalam istilah evaluasi
disebut omit, disingkat O. dari pola jawaban soal dapat ditentukan apakah
pengecoh (distractor) berfungsi sebagai pengecoh dengan baik atau tidak.
Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali
oleh testee berarti bahwa pengecoh itu jelek, terlalu menyolok menyesatkan .
sebaliknya sebuah distraktor (pengecoh) dapat dikatakan berfungsi degan baik
apabila distraktor tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi
pengikut-pengikut tes yag kurang memahami konsef atau kurang memahami bahan.
Dengan
melihat pola jawaban soal, dapat diketahui:
1.
Taraf kesukaran soal.
2. Daya
pembeda soal.
3. Baik
dan tidaknya distraktor.
Sesuatu distraktor dapat diperlakukan dengan 3 cara:
1. Diterima,
karena sudh baik.
2. Ditolak,
karena tidak baik.
3.
Ditulis kembali, karena
kurang baik.
No comments:
Post a Comment