METODE-METODE ILMU POLITIK
A.
TEKNIK PENDEKATAN
Dalam kajian ilmu politik dapat digunakan dengan dua
pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Seperti
yang sebelumnya telah dikemukakan bahwa dalam pendekatan kualitatif merupakan pendekatan
yang menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung, yang bersifat
deskriptif analitik, menekankan proses, bersifat induktif, dan menurut
W.R.Torbert sering disebut sebagai ‘collaborative inquiri’ (Torbert, 1981:
141-151)
Sedangkan pendekatan kuantitatif mencoba untuk memelihara
diri mereka dari pengaruh koleksi data. Instrumennya yang variasi seperti;
psychometic yang dibentuk mapan seperti melalui tes, menguji dan
menstandardisasi daftar observasi maupun wawancara terbuka maupun tertutup,
menggunakan metode statistik untuk meneliti data dan menyimpulkan sebagai hasil
penelitian. Dengan kata lain, peneliti kwantitatif mencoba ke hal-hal obyektif,
artinya yang mereka ingin kembang;kan suatu pemahaman dunia sebagaimana adanya
"di luar sana", tidak terikat pada penyimpangan pribadi mereka,
nilai-nilai, dan pikiran-pikiran tentang keistimewaan.sesuatu yang diteli serta
bersifat deduktif (Borg dan Gall,1989: 23-24).
Pendekatan dalam ilmu Politik menurut David E. After dan
Andrian ada tiga bentuk pendekatan, yaitu :
1.
Pendekatan Normatif
( Normatif Approach )
a.
Unit analisanya
asalah masyarakat secara keseluruhan
b.
Menekankan pada hal
yang ideal ( “ yang seharusnya terjad” )dan tidak bebas nilai.
c.
Bersifat kualitatif
2.
Pendekatan
Struktural
Pendekatan
struktural dibagi kedalam 5 jenis sesuai dengan fokus kajiannya yaitu terdiri
dari :
a.
Pendekatan
Institusional legal formal
b.
Pendekatan
Struktural neo-institusional
c.
Pendekatan group
approach
d.
Pendekatan struktur
dan fungsi
e.
Pendekatan struktur
dalam bentuk kelompok dan kelas
3. Pendekatan Perilaku (Behavioralis Approach)
a. Banyak
dipengaruhi psikologi.
b. Fokus
pada serangkaian masalah yang terkait dengan proses pembelajaran dan
sosialisasi, motivasi, persepsi, sikap terhadap kekuasaan dan sejenisnya.
c. Unit
analisisnya adalah individu dan kelompok kecil.
Jenis
|
Ciri
|
Pendekatan
Institusional Legal
|
Bersifat administratif
|
Pendekatan Struktur
Neo-Institusional
|
Fokusnya pada
konstitusi, struktur legal, birokrasi dan parpol
|
Pendekatan Kelompok
|
Fokus pada kelompok
formal (mis.parpol, kelompok agama) dan non formal (mis. Asosiasi buruh,
himpunan petani)
|
Pendekatan struktur
dan fungsi
|
Mencoba merumuskan
sistem dari berbagai bagian yang saling berhubungan
|
Pendekatan struktur
dalam bentuk kelompok dan kelas
|
Mengedapankan isu-isu
stabilitas dan pemeliharaan sistem. Mempelajari masyakat dan negara (makro).
Pemahaman atas pembangunan diwarnai asumsi mulai dari konsep pemisahan
kekuasaan sampai kepada benturan antar kelas.
|
B.
METODE
Metode pada dasarnya adalah dasarnya berarti cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan. Ilmu politik adalah salah satu cabang dari
ilmu sosial, yang berdampingan dengan cabang ilmu sosial lainnya yakni
sosiologi, antropologi, dll. Dengan demikian maka ilmu politik berhubungan erat
dengan ilmu-ilmu sosial tersebut yang objeknya adalah manusia sebagai anggota
kelompok ( group ).
Semakin
tepat kita menggunakan metode dan teknik dalam ilmu politik akan semakin baik dalam
menghampiri kenyataan politik. Hal ini sesuai dengan pendapat Iswara (1974:
57) yang mengemukakan bahwa: Metode
dan teknik menjernihkan substansi, memisahkan khayalan dari
kenyataan. Semakin tepat dan intensif metode dan teknik itu
dipergunakan, semakin dekat ilmu itu akan kebenaran, semakin diperkecil
peranan khayalan dan harapan yang tidak berlandaskan kenyataan.
Menurut
Stuart A. Rice dalam Method in Social Sciences, a Case Book (1931) metode yang
berlaku pada Ilmu Politik adalah sama seperti yang berlaku pada umumnya dalam
Ilmu Sosial. Maka
dalam metode penelitian
yang digunakan dalam ilmu politik juga menyangkut metode induksi dan deduksi.
1.
Metode Induksi
Metode Induksi adalah
serangkaian strategi ataupun prosedurprosedur penarikan
kesimpulan-kesimpulan umum yang diperoleh berdasarkan proses pemikiran
setelah mengkaji peristiwa-peristiwa yang bersifat khusus atas dasar fakta-fakta
teoritis yang khusus ke yang umum. Metode
induksi merupakan cara memperoleh pengetahuan dengan jalan bertolak dari
sejumlah data yang diverivikasi khusus lewat generalisasi sampai kepada dalil
umum. Metode yang dipergunakan dengan mempergunakan bahasa yang secara logika
konsisten mengkonstruksi teori ilmiah berkenaan dengan objek yang diteliti. Kesimpulan umum yang dihasilkan
metode induksi pada dasarnya bertumpu pada premis-premis partikular
sehingga kesimpulannya lebih luas ketimbang premis-premis yang mendukungnya.
Bisaanya
penggunaan metode
induksi ini lebih banyak digunakan dalam penelitian-penelitian kualitatif. Selanjutnya menurut
Iswara (1974: 57), yang termasuk dalam metode induksi tersebut mencakup
metode deskriptif, metode analisis, metode evaluatif,
metode klasifikasi,
dan metode perbandingan.
a.
Metode deskriptif
Adalah sebagai prosedur pengkajian
masalah-masalah politik untuk memberikan gambaran-gambaran terhadap kenyataan yang
ada sekarang ini secara akurat.
b.
Metode
analisis
Menekankan
pada penelaahan secara mendalam terhadap masalah-masalah politis
yang disusun secara sistematis dengan memperlihatkan hubungan fakta satu
dengan lainnya. Metode ini memiliki serangkaian tindakan dan pemikiran yang disengaja untuk
menelaah sesuatu
hal yang secara mendalam ataupun terinci terutama dalam
mengkaji bagian-bagian dari suatu totalitas. Maksudnya untuk mengetahui cirri
masing-masing bagian, hubungan satu sama lain, serta peranannya dalam
totalitas yang dimaksud.
Beragam
analisis tersebut ada yang bermutu dan ada yang juga kurang bermutu, tergantung
dari sisi mana kita melihatnya. Secara keilmuan analisa politik dikatakan
bermutu jika dia memuat fakta, data serta melalui proses standar ilmiah.
Terlepas dari adanya kepentingan politik dibalik suatu analisa, namun standar
ilmiah dan rasional sangat menentukan suatu analisis bermutu atau tidak.
Terkait dengan hal diatas tulisan ini mencoba mengkategorisasikan metode
analisa politik yang sering digunakan oleh pengamat politik kita dalam
menganalisa dinamika politik yang terjadi.
Beberapa metode analisa politik
tersebut adalah:
1)
Analisis Komparatif
Medote ini adalah membandingkan suatu
dinamika politik disuatu daerah terhadap suatu dinamika politik didaerah/negara
lain. Kelebihan medote ini adalah dapat memunculkan suatu kondisi ideal secara
aplikatif sebagai suatu contohnya, sehingga dapat ditarik satu generalisasi.
2)
Analisis Hukum
Metode ini adalah menganalisis suatu
dinamika politik berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku. Metode ini
akan sangat bermanfaat ketika dinamika politik yang terjadi meliputi sistem
aturan yang ada dalam suatu negara. Meski bersifat normatif, namun analisis ini
memiliki kelebihan bahwa dinamika politik berjalan dalam koridor hukum.
3)
Analisis Aktor
Metode ini adalah menganalisis
aktor-aktor politik yang terlibat dalam dinamika politik. Analisis terhadap
aktor dapat dilakukan dengan melihat tujuan, kepentingan, history, motivasi
dari suatu tindakan politik. Analisis ini merupakan bagian dari teori rational
choice yang berada pada ranah behavioralis. Kelebihan metode ini adalah dapat
melihat sesuatu dibalik fakta suatu tindakan politik serta dapat memprediksi
tujuan dari suatu tindakan politik.
4)
Analisis Konspirasi
Metode ini berangkat dari inventarisasi
fakta-fakta dinamika politik. Fakta yang dimaksud adalah suatu kejadian yang
bersifat empirik namun tidak muncul dipermukaan. Fakta-fakta tersebut kemudian
dianalisis berdasarkan tujuan dan kepentingannya sehingga menjadi suatu jalinan
skenario yang saling berhubungan. Analisis konspirasi hanya berdasarkan fakta
bukan data sehingga menyulitkan ketika harus ada pembuktian secara ilmiah atau
hukum.
5)
Analisis Sejarah
Metode ini berangkat dari konsep
determinasi sejarah yaitu suatu dinamika politik merupakan antitesa dan sintesa
dimasa lalu, diartikan disini bahwa suatu dinamika politik merupakan akibat
dari penyebab dimasa lalu. Kelebihan dari metode ini adalah dapat melihat suatu
dinamika politik secara utuh karena hakekatnya dinamika politik tidaklah
berdiri sendiri pada suatu waktu. Beberapa metode untuk menganalisa dinamika
politik diatas dapat digunakan secara keseluruhan atau hanya beberapa saja
ketika akan menganlisa suatu dinamika politik. Ketajaman dalam membuat
variabel-variabel analisa menjadi faktor penting dalam menganalisa suatu
dinamika politik.
c.
Metode Deskripsi, merupakan metode yang secara
mendalam memberikan gambaran politik terhadap kondisi realitasnya. Dengan
demikian metode ini dapat disimpulkan sebagai upaya memberikan
gambaran-gambaran realitas secara akurat. Maksudnya dalam penggunaan metode ini mencoba memberikan gambaran-gambaranya itu dan
pencatatan-pencatatan terhadap berbagai masalah yang sedang dikaji.
d.
Metode evaluatif,
merupakan serangkaian usaha penelaahan fenomenafenomena politik yang bersifat
menentukan terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan dengan dasar pada
norma-norma ataupun ide-ide yang abstrak.
e.
Metode
klasifikasi, adalah metode yang melandaskan pada
penggolongan atau pengelompokan objek-objeknya secara teratur yang
masing-masing menunjukkan hubungan timbal-balik. Klasifikasi ini dalam pengertian sempit
dipandang sebagai salah satu cara untuk mengadakan tabulasi data terhadap
kualitas data masing-masing (Ciarke, 1971; 42).
f.
Metode
perbandingan, merupakan metode kajian politik
yang menitik beratkan pada
studi persamaan dan perbedaan atas dua objek telaahan, dengan maksud untuk memperdalam
maupun menambah pengetahuan tentang objek-objek kajian politik tersebut.
2. Metode deduksi
Metode deduksi adalah sebaliknya dari metode induksi. Dalam penggunaan metode ini
merupakan serangkaian strategi ataupun posedur dengan penarikan kesimpulan
dari keadaan yang umum ke yang khusus, dan bisaanya penelitian yang
demikian banyak dilakukan dalam pendekatan yang kuantitatif (Supardan, 2004: 157).
Metode deduksi
yakni berdasarkan dalil umum menarik kesimpulan berupa putusan khusus. Terkait
pada penolakan terhadap metode induksi juga asas verifikasi sebagai kriteria
menguji kebenaran dipandang tidak memadai untuk membenarkan suatu teori ilmiah.
Hal ini disebabkan putusan-putusan yang terbentuk melalui induksi pada dasarnya
tidak dapat mengklaim kebenaran yang pasti sebab tidak mungkin data kongkrit yang
diperlukan untuk menggeneralisasi dijadikan objek penelitian empirik, sehingga
kesimpulan yang terbentuk melalui generalisasi tidak akan pernah pasti benar.
Pada
bagian lain Iswara (1974: 57) metode-metode lainnya banyak digunakan dalam kajian ilmu
politik juga menggunakan metode-metode: (1) metode filosofis;
(2) metode yuridis atau legislatis; (3) metode historis; (4) metode ekonomis;
(5) metode sosiologis; (6) metode psikologis. Namun demikian
berbeda dengan
The Liang Gie (1969: 116), bahwa beberapa metode penelitian ilmu politik yang banyak
digunakan adalah metode; (1) observasi; (2) analisis; (3) klasifikasi; (4)
pengukuran atau meassurement; (5) perbandingan atau comparration,
dan (6) penyelidikan atau survey.
2.
Metode filosofis,
Metode ini digunakan untuk meneliti
masalah-masalah politik
langsung yang berhubungan dengan kehidupan politik yang diteliti secara abstrak-akademis-teoritis.
Dari ide yang abstrak itulah kemudian dibuat deduksi tentang
fenomena-fenomena yang disusun secara detail.
Dalam Metode
filosofis, prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki secara rasional melalui perenungan atau pemikiran yang terarah,
mendalam dan mendasar tentang hakikat sesuatu yang ada dan yang mungkin ada,
baik dengan mempergunakan pola berpikir aliran filsafat tertentu maupun dalam
bentuk analisa sistematik berdasarkan pola berpikir induktif, deduktif, penomenologis
dan lain-lain dan dengan memperhatikan hukum-hukum berpikir (logika).
1.
Metode yuridis atau
legalistis
Merupakan penekanan prosedur penelitiannya terhadap
azas-azas legal secara yuridis. Sebagai contoh penelitiannya terhadap
negara yang memandangnya bahwa negara sebagai sebuah korporasi dalam hukum
publik. Atau bisa juga dalam penelitian ini bertolak dari suatu kesadaran hukum
bahwa negara pada dasarnya merupakan pribadi hukum, maupun badan hukum.
Sebagai imlpikasinya dalam penelitian ini ilmu politik diidentifikasi sebagai
ilmu hukum negara (Haricahyono, 19991: 30).
2.
Metode historis
Dalam
metode ini penelitian ilmu politik didasarkan pada kenyataan-kenyataan
sejarah, yaitu pemecahan masalah dengan menggunakan data masa
lalu atau peninggalan-peninggalan baik untuk memahami kejadian atau suatu
keadaan yang berlangsung pada masa lalu terlepas dari keadaan masa sekarang maupun untuk
memahami kejadian atau keadaan masa sekarang dalam hubungannya dengan
kejadian atau keadaan masa lalu, selanjutnya kerap kali juga hasilnya dapat
dipergunakan untuk meramalkan kejadian atau keadaan masa yang akan datang.
Sebagai contoh :
Situasi politik
Indonesia antara tahun
1957-1966 yang memberikan gambaran mengenai
dominasi Angkatan Darat dalam
pemerintahan. Dominasi tersebut berpengaruh pada
konflik dengan PKI karena
AD merasa bahwa PKI dapat mengancam
politiknya. Presiden Soekarno
juga merasa bahwa dominasi AD dapat
mengancam kekuasaannya, sehingga Presiden
mendukung PKI dalam berkonflik dengan AD. Pada akhirnya, munculnya
Soeharto sebagai kekuatan
baru dalam AD menjadi tokoh yang mampu
menumpas G 30 S dan menghancurkan PKI yang merupakan pendukung politik
Soekarno.
Artinya tekanan dalam penelitian
ini terutama terhadap
segi-segi latar-belakng, pertumbuhan dan perkembangan, hukum-hukum sebab-akibat, yang
merupakan ciri khas dalam ilmu sejarah. Metode Ekonomis; dalam penelitian ini
ilmu politik disangkut-pautkan secara melekat dengan aspekaspek ekonomi baik itu
melalui pendekatan Marxisme maupun non-MarxismeMetode
historis dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:
a.
Untuk menggambarkan gejala-gejala
yang terjadi pada masa lalu sebagai suatu rangkaian peristiwa
yang berdiri sendiri, terbatas dalam kurun waktu tertentu dimasa lalu.
b.
Menggambarkan
gejala-gejala masa lalu sebagai sebab suatu keadaan atau kejadian pada masa sekarang
sebagai akibat. Data masa lalu itu dipergunakan sebagai informasi untuk
memperjelas kejadian atau keadaan masa sekarang sebagai rangkaian yang tidak terputus
atau saling berhubungan satu dengan yang lain.
3.
Metode ekonomis
Metode ini bertolak dari suatu pemikiran bahwa teori-teori perilaku
politik sebagaimana teori-teori perilaku ekonomi, harus bermula dari premis
sederhana tentang manusia yang suka membangun prediksi-prediksi dari perlaku mereka.
Bagi para eksponen pilihan rasional,
pengujian suatu
teori yang baik terletak pada daya prediksinya, dan bukan pada kebenaran asumsi-asumsinya. Di
sinilah letak hubungan ilmu politik dan ekonomi, di mana manusia tidak pernah
puas menggapai kepentingan diri yang rakus tersebut. Pemikiran yang demikian
telah menggerakkan literature uang ekstensif, misalnya, tentang ekonomi politik
lingkaran bisnis, di mana para ahli teori mencoba memprediksi bagaimana
para politisi memanipulasi alat-alat
ekonomi untuk membangun
atau menciptakan dukungan politik (Tufte, 1978).
Secara umum para ahli ekonomi
politik mencari penjelasan bagi fenomena politik dan ekonomi.
Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti; “siapa yang diuntungkan?” dan
“siapa yang membayar?” dalam mencari penjelasanpenjelasan hasil politik.
Investigasi pilihan rasional terhadap ekonomi politik domestik dilengkapi
dengan kajian ekonomi politik internasional yang berusaha memadukan disiplin
politik da ekonomi seperti pada kajian-kajian organisasiorganisasi ekonomi internasional
misalnya GATT, NAFTA, Uni Eropa, ASEAN dan sebagainya (O’Leary, 2000: 793).
4.
Metode sosiologis
Oleh para
ahli sosiologi, sosiologi politik didefinisikan sebagai cabang atau
spesialisasi dari sosiologi. Duverger bahkan menganggap sosiologi politik sama
dengan ilmu politik. Para ahli ilmu politik memandang sosiologi politik sebagai
bidang subjek (subject area) studi yang mempelajari politik dengan menggunakan
pendekatan sosiologis. Metode yang sering diandalkan dalam
studi sosiologi politik adalah metode kuantitatif. Termasuk di sini penggunaan
survei-survei statistik dan pengumpulan-pengumpulan data, seperti yang
digunakan pada studi-studi tentang ekologi politik. Para ahli sosiologi politik
berusaha sungguh-sungguh untuk mendapatkan wawasan melalui survei-survei dan
wawancara intensif.
Memandang
bahwa dalam kajian politik tersebut lembaga-lembaga politik dianalogikan
sebagai fenomena-fenomena social maupun
organisme sosial. Karena itu dalam kajian sosiologis ini lembaga-lembaga politik dapat dirinci dalam
semua individu sebagai substratumnya. Dalam arti bahwa metode sosiologis
memandangnya dalam kajian politik tersebut sebagai organisme
sosial yang dinamis.
5.
Metode psikologis
Psikologi politik merupakan pertemuan antara ilmu
politik dan ilmu psikologi dalam dimensi epistemologis dan ontologism. Dalam penggunaannya
kajian politik banyak menggunakan
dalil-dalil psikologi sebagai acuannya.Aspek-aspek politik sering dilihatnya dari
perspektif motif-motif, kepribadian pemimpin maupun pihak-pihak yang menentangnya,
termasuk faktor-faktor penyebab terjadinya suatu peristiwa politik.
Oleh karena itu sebagai ahli psikologi dan
politikus atau ahli politik dapat memberikan peran dalam menjelaskan tentang
persoalan-persoalan yang menarik yang berkaitan dengan kehidupan politik
seperti kebijakan politik dalam negeri dan luar negeri, konflik etnis dari
kekerasan ringan sampai pembantaian etnis, motivasi aksi terorisme dan
pencegahannya, peta pikiran dari penganut rasis, perilaku memilih, memahami
elemen-elemen kepribadian secara mendalam dari pemimpin politik Salah satu
tujuan dari psikologi politik adalah menstabilkan hukum umum dari perilaku yang
dapat menjelaskan dan memprediksi perstiwa dalam berbagai situasi. Karena itu
psikologi politik membahas tentang apa yang dilakukan oleh rakyat berdasarkan
adaptasi dari konsep psikologi yang tentunya relevan dengan politik, yang
kemudian diaplikasikan untuk menganalisis persoalan atau isu-isu seputar
perpolitikan. Misalnya seorang psikolog dapat memberikan arahan kepada ahli
politik atau politikus tentang kampanye negatif.
6.
metode observasi
Hal
ini diartikan secara luas, karena pengertian
pengamatan tidak sekedar pengamatan langsung, tetapi juga bisa tidak langsung terhadap
fenomena politik. Pengamatan disini diartikan dengan sistematis, teratur,
terencana, berdasarkan pedoman-pedoman tertentu, serta tidak cukup dilakukan sekali
atau dua kali saja, melainkan dilakukan secara kontinu atau berulang-ulang
kemudian ditarik kesimpulan (Haricahyono, 19991: 31).
7.
Metode Analisis
Metode Analisis adalah
suatu metode dengan serangkaian tindakan dan pemikiran yang
disengaja untuk menelaah sesutu hal yang secara mendalam ataupun terinci
terutama dalam mengkaji bagian-bagian dari suatu totalitas. Maksudnya untuk
mengetahui cirri masing-masing bagian, hubungan satu sama lain, serta peranannya
dalam totalitas yang dimaksud.
8.
Metode Deskripsi
Merupakan
metode yang secara mendalam memberikan gambaran politik terhadap kondisi
realitasnya. Dengan demikian metode ini dapat disimpulkan sebagai
upaya memberikan gambaran-gambaran realitas secara akurat. Maksudnya dalam
penggunaan metode ini mencoba memberikan gambaran-gambaranya itu
dan pencatatan-pencatatan terhadap berbagai masalah yang sedang dikaji.
Ciri-ciri metode deskripsi adalah :
a.
Memusatkan
perhatian pada masalah-maslah yang ada pada saat penelitian dilakukan, atau
masalah-masalah yang bersifat aktual.
b.
Menggambarkan
fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan
interprestasi yang rasional.
9.
Metode Klasifikasi,
Secara umum metode ini
menggambarkan adanya pengelompokan-pengelompokan
ataupun penggolongan obyek-obyek kajian secara teratur untuk
memudahkan pencarian adanya hubungan timbal-balik. Oleh karena itu usaha
mengadakan pengelompokkan ini biasanya didasarkan pada persamaan dan
perbedaan. Untuk selanjutnya dalam metode ini menggunakan tabulasi terhadap
serangkaian baik terhadap jenis/bentuk maupun kualitasnya. Untuk memudahkan
pengelompokannya tersebut, biasanya terdapat aturan-aturan pokok yang menurut
Ciarke (Isaak,1975: 42) mencakup:
a.
Penggolongan harus
masuk akal
b.
Harus ada pengelompokan
yang cukup untuk semua data
c.
Harus tidak ada
pengelompokan yang overlapping
d.
Harus hanya ada satu
basis penggolongan
10. Metode
Pengukuran
Merupakan metode untuk
mengidentifikasi besarkecilnya obyek
atau fenomen yang diteliti baik itu yang menggunakan alat khusus maupun tidak
Metode ini dapat digunakan terhadap isi surat kabar, siaran radio, ataupun
menghitung secara cermat perkataan-perkataan tertentu yang sering diucapkan oleh
pemimpin-pemimpin politik yang diteliti. Melalui penghitungan yang
cermat tersebut dapat diketahui kecenderungan politik dalam masyarakat, pergeseran
ideologi, strategi propaganda yang dilakukan oleh suatu kelompok ekstrim.
11. Metode
Perbandingan
Merupakan
metode yang dimaksudkan untuk mengetahui
perbedaan dan persamaan dari dua peristiwa politik, negara, kelompok, atau lebih.
Dengan demikian dapat dianalisis dan diperdalam aspekaspek yang dikajinya. Dalam
ilmu politik metode ini makin banyak digunakan khususnya untuk
membandingkan di antara berbagai macam pemerintahan dan negara. Perkembangan
terakhir tentang metode tersebut, tidak sekedar menyangkut pranata
pemerintah formal, tetapi menyangkut seluruh proses dan sistem politik yang ada.
Oleh karena itu dewasa ini muncul istilah “Comparative Politics” yang
menunjukkan adanya membandingkan serangkaian proses dan sistem politik antar
negara (Haricahyono, 1991: 34).
Dari apa yang telah dijabarkan di atas, maka dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa, semakin tepat kita menggunakan metode dan
teknik dalam ilmu politik akan semakin baik dalam menghampiri kenyataan
politik. Hal ini sesuai dengan pendapat Iswara (1974: 57) yang mengemukakan
bahwa: Metode dan teknik menjernihkan substansi, memisahkan khayalan dari
kenyataan. Semakin tepat dan intensif metode dan teknik itu dipergunakan,
semakin dekat ilmu itu akan kebenaran, semakin diperkecil peranan khayalan dan
harapan yang tidak berlandaskan kenyataan. Jadi baik metode maupun teknik, tidak
dapat dipisahkan, karena jika kita menggunakan sebuah metode tertentu dalam
mencari sebuah kebenaran ilmu, maka perlu ada teknik yang dipakai untuk
memperolehnya. Sebagai contoh dalam sebuah penelitian, ketika seorang peneliti
menggunakan metode wawancara dalam informasinya, maka dibutuhkan teknik
tertentu, apakah dengan cara mempersiapkan beberapa pertanyaan, atau merekam,
dan sebagainya.
Dalam ilmu politik, berbagai macam pendekatan dilakukan
sebagai teknik dalam memperoleh
informasinya, dan metode diperlukan dalam menelaah kebenaran atas informasi
tersebut, berdasarkan landasan-landasan teori keilmuan.
Yang mana dapat digambarkan sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Samsuddin,H.
(1996) Metodologi Sejarah, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjend.
Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga
Akademik.
(25 November 2011)
Hidayatlubis. (2008). Sifat dan Ruang Lingkup Ilmu
Politik [online web]. Tersedia : http://www.geocities.com/hidayatlubis/politik.htm (2011-11-25)
Socialsciens (2011) : metode politik [online search]. Tersedia : http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science
wordpress. (2011) : Pengantar Psikologi Politik [online
search]. Tersedia : http://massofa.wordpress.com/2011/03/03/pengantar-psikologi-politik/ (2011-11-25)
Nurhidayah (2010) : Hakikat
Sosiologi Politik [online blog] . Tersedia : http://blog.uny.ac.id/nurhidayah/author/nurhidayah/ (2011-11-25)
No comments:
Post a Comment