Tuesday, 2 September 2014

Politik



Politik
      a. Definisi Politik
          Politik adalah perjuangan oleh oknum-oknum manusia secara pribadi atau sebagai kelompok untuk memperoleh kekuasaan dan keuntungan ekonomi yang sebesar-besarnya. Pendapat lain mengatakan bahwa politik adalah suatu usaha bersama antar manusia untuk mencapai pembagian sumber-sumber supaya merata dan adil. Sedangkan dalam permasalahan disini, politik diartikan sebagai perhatian dan kegiatan seseorang terhadap permasalahan publik atau orang banyak, dimana masalah publik ini lebih dititik beratkan kepada kepentingan masyarakat meskipun masih adanya unsur kepentingan pribadi, selama tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat.

      b. Gaya dan Ragam Politik
          Politik persuasi adalah politik yang menggunakan akal sehat, moralitas, dan keinginan untuk kerja sama dan perasaan adanya ketergantungan antara satu sama lain. Politik hirarkis adalah politik yang menggambarkan adanya penyusunan kekuasaan dan otoritas yang bertumbuh secara piramida, baik untuk peristiwa nasional maupun internasional, sedangkan politik pluralistik dimaksudkan sebagai politik yang dilakukan oleh pelaku-pelaku yang kedudukannya setaraf atau hampir setingkat dari kesatuan-kesatuan atau unit-unit yang ada, mempunyai kedudukan otonom, tetapi untuk kelangsungan hidup masing-masing dan sanggup bekerja sama satu sama lainnya atau untuk kepentingan umum secara keseluruhan.

      c. Empat Macam Pendekatan
          1. Pendekatan Realis
              Pendekatan realis mengatakan bahwa politik harus dilakukan secara realistik dan kekuatan atau kekuasaan adalah pokok utama dalam pelaksanaannya, dimana pendekatan ini menganjurkan penggunaan cara yang berorientasi pada kekuasaan dan bila perlu menyampingkan moral dan memberikan prioritas pertama pada kepentingan pribadi atau kelompok.
              Ciri penting pendekatan realis yang rasional adalah bila politik ini dilakukan dengan kebijaksanaan karena didalamnya mempertimbangkan kelangsungan hidup golongan atau masyarakatnya.

          2. Pendekatan Idealis
              Pendekatan idealis mengatakan bahwa politik adalah suatu kesenian untuk memerintah secara baik dan mereka menolak perumusan politik itu sebagai art of the posible seni untuk mencapai apa yang mungkin. Seorang pemimpin politik adalah tidak layak, bila ia melakukan apa yang mungkin dapat diperbuat, tetapi apa yang seharusnya ia perbuat hendaknya adalah sesuatu yang baik, dimana kepemimpinannya harus dapat menciptakan kehidupan yang layak, kapatuhan pada hukum yang berdasarkan moral universal, keadilan dan kehormatan bagi martabat manusia.
              Art of the posible ditolak karena memberi kesempatan bagi pelaku-pelaku politik untuk berdusta, menipu, menyuap, merampas, melakukan penganiayaan, bahkan juga pembunuhan, hanya untuk mempertahankan atau meningkatkan kepentingan pribadi, kelompok, partai atau nasional dalam hubungan internasional.
             Dalam pendekatan idealis, politik itu harus dilakukan tanpa kekerasan dalam kehidupan berdampingan secara damai dan aman di bawah pimpinan penguasa yang arif dan bijaksana.

         3. Pendekatan Marxis
             Pendekatan Marxis menitikberatkan sasaran dan keadaan terakhir bagi umat manusia, dimana masyarakat tanpa kelas dan tanpa negara dalam mana keadilan itu hanya dapat dimengerti sebagai suatu prinsip yang sederhana. Menurut pendekatan Marxis, sistem ekonomi merupakan dasar bagi tiap-tiap masyarakat dan hubungan ekonomi, karenanya akan membantu kita dalam menjelaskan dan mengartikan segala hubungan politik dan hubungan sosial. Konsep kelas dan perjuangan kelas untuk menguasai alat produksi merupakan akar dari interaksi sosial.
             Pendekatan Marxis bertujuan untuk meruntuhkan semua pemerintah non komunis di dunia dan mengkomuniskan seluruh manusia di bumi ini melalui jalan apapun yang mungkin ditempuh.

         4. Pendekatan Ilmiah
             Pendekatan ilmiah mengatakan bahwa menganalisis politik atas dasar “keyakinan” dan “intuisi” hanya akan membuang waktu saja, karena di dunia ini tidak ada manusia yang semata-mata baik atau semata-mata tidak baik, dan juga tidak ada manusia yang hanya suka memperbudak orang lain serta manusia yang senantiasa suka tenaganya dikuras orang lain. Menurut pendekatan ilmiah secara murni, tiap kelompok manusia akan melakukan tindakan politik, bila mereka memerintah, mematuhi perintah, membujuk, berkompromi, menjanjikan sesuatu pada pihak luar, bekerja sama, melakukan tawar menawar, mengutuk sesuatu, berkelahi atau takutakan sesuatu. Dengan demikian politik itu tidak dirumuskan berdasarkan konsep-konsep yang abstrak atau berdasarkan impresi, tetapi lebih banyak diuraikan setelah menyaksikan dan mencatat aksi dan reaksi manusia.
             Bahayanya bila pendekatan ilmiah ini menjadi ambisius dengan mengeluarkan pendapat bahwa putusan-putusan ilmiah adalah lebih baik dalam kualitas dan dampak, daripada putusan-putusan yang diambil secara politik, dimana putusan-putusan ilmiah diambil berdasarkan informasi yang cukup layak dan sesuai dengan kriteria yang rasional mengenai kepentingan umum.

      d. Uraian Mengenai Ilmu Pengetahuan
          Hipotesis adalah perkiraan dan asumsi yang telah dipikirkan secara matang-matang dan berkaitan dengan adanya inter-relasi antara fakta-fakta, percobaan-percobaan yang kemudian dilakukan dengan menguji hasil yang didapat dengan fakta-fakta yang mungkin baru timbul. Suatu hipotesia akan dibuang atau tidak terpakai bila dalam suatu percobaan tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
          Hampir seluruh aspek material dari dunia modern dapat ditelusuri ke arah ilmu pengetahuan dengan metodenya, seperti radio, fotografi, pisau silet, operasi otak, pencangkokkan jantung buatan, televisi, robot, alat komputer, mobil, makanan yang dibekukan dan banyak lainnya. Pertumbuhan ilmu pengetahuan dapat melaju selama beberapa ratus tahun yang silam, tetapi menderas sekali dalam abad kedua puluh ini dan bila ilmu pengetahuan itu tumbuh, maka segera pula timbul spesialisasi.
          Ilmu pengetahuan dewasa ini terdapat dalam tiga jurusan, yakni ilmu fisika, ilmu biologi dan ilmu sosial.
          1. Ilmu Fisika dan Ilmu Biologi
              Kedua ilmu ini sangat berperan dalam mengembangkan industri, pertanian dan lain-lain cabang ekonomi dan juga berhubungan dengan manusia sebagai makhluk, tetapi terbatas pada segi-segi alamiah dan sifat-sifat biologinya saja.
          2. Ilmi Politik sebagai bagian dari Ilmu Sosial
              Metode ilmiah digunakan tidak terbatas hanya dalam ilmu fisika dan biologi saja, tetapi juga dalam studi tentang manusia dan masyarakat. Ilmu sosial berhubungan dengan manusia, makhluk Tuhan yang mempunyai kemauan dan pandai berfikir. Ia mempunyai rasa cinta, rasa benci, rasa lapar dan rasa kenyang, dan lain-lain. Tindakan-tindakannya tidak dapat diduga terlebih dulu dan oleh karena itu ilmu sosial adalah lebih kompleks daripada ilmu-ilmu alam.
              Ilmu politikm adalah salah satu cabang ilmu sosial, dimana ilmu politik mempunyai hubungan dan kaitan dengan ilmu-ilmu lain dalam keluarga ilmu sosial. Misalnya ada hubungan yang erat sekali antara sejarah dan ilmu politik sampai orang menyatakan bahwa “ilmu politik tanpa sejarah tersebut tidak akan ada akar dan sejarah tanpa ilmu politik itu tidak akan ada buahnya”.
              Ilmu dizaman sekarang tidak dapat dipelajarai lagi secara terisolasi dan oleh karena itu perlu ada penerobosan batas-batas, misalnya antara ilmu alam dan ilmu sosial.





6.   Politik Luar Negeri
     
      a. Uraian Mengenai Politik Luar Negeri
          Politik luar negeri adalah politik untuk mencapai tujuan nasional dengan menggunakan segala kekuasaan dan kemampuan yang ada.
          Politik luar negeri suatu negara dapat dilakukan melalui abstraksi-abstraksi, generalisasi, klasifikasi, perbandingan dan evaluasi serta mencari sebab-sebab dari fenomena politik luar negeri negara tersebut. Penentuan putusan-putusan dalam politik luar negeri tergantung dari ideologi dan bentuk demokrasi dari suatu negara.
          Banyak faktor-faktor yang turut menentukan sifat dan bentuk politik luar negeri suatu negara. Sistem politik, ekonomi, dan sosial dari suatu negara mempunyai pengaruh terhadap penyusunan politik luar negeri dari negara tersebut. 

      b. Praktik dalam Politik Luara Negeri
          Politik luar negeri suatu negara merupakan iringan kebijaksanan disertai rentetan tindakan yang rumit tetapi dinamis, yang ditempuh oleh negara itu dalam hubungannya dengan negera-negara lain atau sebagai kegiatannya dalam organisasi-organisasi regional dan internasional. Politik luar negeri mengandung kewajiban-kewajiban, tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan prinsip-prinsip yang dianggap benar yang terdapat dibelakang politik luar negeri tersebut.
          Politik luar negeri itu sendiri merupakan unsur dalam ideologi, dimana unsur ideoloi dapat berkisar antara sistem yang disusun secara sungguh-sungguh dan menyeluruh atau sebagai konsep yang rudimater, yang ditujukan hanya untuk kelangsungan hidup suatu bangsa saja atau malah ada kalanya hanya untuk penerusan posisi atau kedudukan suatu pemerintahan (rezim) tertentu saja.
          Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang disusun dan keputusan-keputusan yang diambil dalam bidang politik luar negeri ditentukan oleh manusia dan manusia itu didorong oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Oleh karena itu politik luar negeri tergantung dari ideologi bangsa serta dasar-dasar negaranya.

      c. Pelaksanaan Politik Luar Negeri
          Pelaksanaan politil luar negeri memerlukan perencanaan yang disiapkan oleh segenap jajaran petugas di Kementerian dan Perwakilan di luar negeri. Penyelenggaraan politik dan hubungan luar negeri adalah suatu proses yang berlangsung secara terus menerus dan menghendaki pengamatan keadaan yang setiap waktu dapat berubah-ubah. Pelaksanaan bukanlah hanya merupakan keputusan taktik belaka guna mengatasi peristiwa yang mendesak saja, tetapi harus dilandaskan kepada suatu siasat yang dapat memperkirakan kemungkinan timbulnya masalah-masalah bagi suatu negara.
          Untuk meningkatkan dan mempercepat proses pengambilan keputusan, beberapa persiapan perlua diadakan terlebih dahulu dalam hal :
1.      Kemampuan untuk mengenal dan menganalisis masalah-masalah penting dalam politik luar negeri.
2.      Kemampuan untuk menentukan masalah mana yang lebih penting daripada yang lain.
3.      Kemampuan untuk menentukan alternatif-alternatif terhadap kebijaksanaan yang telah dirumuskan.
4.      Kemampuan untuk mengaitkan analisis-analisis kebijaksanaan dengan sumber-sumber management (man, money, material), agar sumber-sumber ini selalu tersedia dalam kita melaksanakan politik luar negeri.
Setelah keputusan diambil, selanjutnya perlu pula kita mempunyai kemampuan untuk mengadakan evaluasi, yaitu meninjau kebijaksanaan yang telah dirumuskan serta keputusan yang telah diambil itu dan kemudian mengetahui apakah keputusan ini sudah dilaksanakan, dan seterusnya perlu ditinjau lagi apakah pelaksanaannya sudah tepat dan sejalan dengan rencana atau tidak.
Dengan kata lain bahwa pelaksanaan itu merupakan suatu siklus perencanaan dan evaluasi atau proses yang berkelangsungan dan berkesinambungan.


7.   Diplomasi
      
      a. Definisi dan Praktik
          Diplomasi dapat diartikan sebagai manajemen dari hubungan internasional melalui negoisasi yang diselenggarakan oleh duta-duta negara, sedangkan praktik dari diplomasi itu sendiri dinyatakan sebagai penyelenggaraan bisnis internasional oleh para diplomat untuk membuat orang lain menerima jalan pikiran kita.
          Diplomasi dijalankan oleh suatu negara untuk memupuk, mempertahankan dan mengembangkan persahabatan, saling pengertian, serta kerjasama dalam menangani masalah-masalah yang belum disetujui bersama hingga tercapainya kesesuaian paham. Diplomasi itu sendiri akan dianggap berhasil apabila pihak yang diajak berunding dapat diyakinkan untuk menerima atau mendekati kesepakatan yang pada akhirnya memuaskan kedua belah pihak.

       b. Kekuatan di Belakang Diplomasi
           Dalam ketegangan antara dua negara, diplomasi sangat diperlukan dimana biasanya  diplomasi hanya terbatas pada penyerahan ultimatum belaka. Biasanya setelah perang atau pertikaian fisik berakhir maka diplomasi dapat dmulai kembali. Keberhasilan suatu diplomasi dipengaruhi oleh beberapa sebab, antara lain :
1.      Kekuatan (power) dari suatu negara, biasanya berupa keadaan ekonomi, keuangan, industri dan pertanian, adanya sumber alam yang berlimpah, kekuatan militer, letak geografis dan lain-lain.
2.      Melalui permohonan dan himbauan untuk pengertian, simpati dan sokongan kepada perjuangan atau masalah yang dihadapi negara tersebut.
3.      Menggunakan daya tariknya dalam menyampaikan argumentasi pemerintahannya sehingga mengetahui atau sedikitnya dapat memperkirakan bahwa pihak lawan akan menerima apa yang diajukan dengan menunjukkan adanya titik persamaan antara kedua negara.

      c. Syarat untuk Suksesnya Diplomasi
          Keterampilan dalam diplomasi oleh para diplomat memang sangat penting dimiliki karena para diplomat itu hanya melaksanakan dan bukan menentukan politikm luar negeri. Tugas diplomat dibatasi oleh politik dari pemerintah yang diwakilinya. Seorang diplomat tidak dapat bertindak atau melakukan sesuatu yang belum mendapat persetujuan khusus dari pemerintahnya. Sukses diplomat juga ditentukan oleh sifat dan hakikat dari politik luar negeri yang harus dilaksanakan.
          Pekerjaan diplomat sangat dipermudah bila antara negaranya dan negara dimana ditugaskan ada kesesuaian paham dalam hal ideologi, metode-metode dan pandangan mengenai ketertiban internasional, tetapi bila terdapat perbedaan besar dalam kepentingan, sasaran, pandangan hidup dan adanya pertentangan dalam politik luar negeri masing-masing, maka betapapun kecilnya perselisihan yang ada tidak akan dapat diselesaikan.

      d. Sikap Seorang Diplomat
          Yang perlu diperhatikan oleh diplomat, yaitu jangan hendaknya kita mempunyai inferiority complex dan sebaliknya jangan pula menunjukkan superiority complex. Kepribadian yang merendahkan diri jangan pula memberikan impresi bahwa kita memang mempunyai kedudukan yang rendah dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Orang yang bijaksana biasanya berendah hati, karena mengetahui bahwa barang siapa yang ingin dihormati harus mau mengalah terlebih dahulu. Sikap yang bersederhana ini tidaklah berarti bahwa kita tidak mempunyai kebanggaan dan kehormatan, malah bila diperlukan pada waktunya kita menunjukkan sikap yang jelas dan tegas bahwa kita adalah wakil dari Bangsa dan Negara yang besar, yang tidak dapat diremehkan oleh siapapun di dunia ini.
          Hal lain yang diperlukan oleh seorang diplomat adalah tidak boleh berbohong. Kebohongan akhirnya akan diketahui juga, dan sekali dikatahui bahwa ucapan-ucapannya adalah tidak benar, sejak itu pula habis namanya dan orangnya tidak akan dipercaya lagi. Selain itu juga seorang diplomat tidak boleh angkuh dan sombong, karena hal ini akan merugikan dalam melakukan dialog dengan pihak-pihak yang dihadapinya. Hal lain yang perlu juga diperhatikan adalah seorang diplomat harus teliti, karena asli kata diplomasi adalah berasal dari kata “diploma” yang berarti “pesan tertulis”, karena itu seorang diplomat harus bertindak sesuai dengan instruksi tertulis yang diterima dari atasannya, yang berisi pemberitahuan, permohonan ataupun penjelasan untuk disampaikan kepada pemerintah negara setempat.



No comments:

Post a Comment