Pendekatan – pendekatan Dalam Organisasi
1.
PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan ini memandang
organisasi sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi yang tak terpisahkan.
Organisasi merupakan bagian dari lingkungan eksternal dalam pengertian luas.
Sebagai suatu pendekatan sistem manajemen meliputi sistem umum dan sistem
khusus serta analisis tertutup maupun terbuka.
Pendekatan sistem umum meliputi
konsep-konsep organisasi formal dan sosiopsikologis. Analis sistem manajemen
spesifik meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem
informasi dan mekanisme perencanaan serta pengawasan.
2.
PENDEKATAN
KONTINGENSI
Pendekatan kontingensi digunakan
untuk menjembatani celah antara teori dan praktek senyatanya. Biasanya antara
teori dengan praktek berbeda, maka harus memperhatikan lingkungan sekitarnya.
Kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang
berbeda.
Pendekatan ini dipandang sebagai
hubungan fungsional “bila maka”. Hubungan fungsional yaitu keterkaitan antara
variabel yang satu dengan variabel yang lain. Bial ada perubahan satu variabel
akan mempengaruhi nilai variabel lainnya. Bila merupakan variabel bebas
(independent variable) dan maka merupakan variabel bergantung (dependent
variable). Faktor lingkungan merupakan variabel bebas, sedang konsep dan teknik
manajemen merupakan variabel begantung.
Dalam pendekatan kontingensi ada tiga kerangka konseptual
yaitu lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik serta hubungan antara
keduanya.Pendekatan kontingensi mengkombinasikan antara pendekatan klasik dan hubungan manusia.
Contingency Approach = Pendekatan Klasik + Pendekatan Hubungan Manusiawi
Dalam
kehidupan manusia, sebagai makhluk social tidak dapat berdiri sendiri
untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karenanya manusia mem butuhkan kelompok,
kerja sama kelompok dan antar kelompok. Prilaku manusia seperti itulah
yang banyak menarik perhatian para pemikir dan sarjana untuk meneliti,
bagaimana sesungguhnya prilaku manusia dalam berkelompok, dan masalah apa saja
yang ditimbulkan dari kehidupan berkelompok tersebut,
Laurie
J. Mullins, menawarkan analisis tentang prilaku bagi manusia dalam
berorganisasi. Adapun makalah ini akan menganalisis teori yang
disampaikan L.J. Mullins tentang Pendekatan Kontigensi. Suatu pendekatan
untuk mengatasi kebekuan atau kemandekan dalam sebuah organisasi.
Pendekatan
Kontigensi diberlakukan ketika suatu organisasi dalam situasi tertentu
mengalami kesulitan dalam menjalankan roda organisasi tersebut. Seperti apa
solusi yang tawarkan dalam pendekatan ini, apa kontribusi kontigensi terhadap
organisasi, bagaimana alternative struktur yang ditawarkan.
Di
samping itu ada bentuk organisasi yang disebut Organisasi Shamrock , yang
sodorkan L.J. Mullins, suatu pendekatan yang dipandang lebih fleksibel
dan effesien. Shamrock organisasi menawarkan konsep bahwa untuk
menjalankan organisasi sangat perlu ditopang oleh : Profesionalisme yang
berkualitas, melibatkan semua unsure tenaga kerja, inti atau model organisasi
dan tidak meninggalkan peran konsumen atau pelanggan.
Seberapa
besar kebaikan konsep ini, mari bersama kita menganalisisnya, semoga kita
memperoleh pencerahan dari konsep ini. Dan akhirnya semua perkerjaan yang
terbaik seharusnya kita serahkan kepada ahlinya.
Dalam
hal ini, kita menarik perhatian kepada kultur nasional sebagai corak prilaku
keorganisasian. Beberapa penulis telah menguji, apakah prinsip teori
kontingensi menganggap atau membenarkan kontek nasional yang berbeda.
Hickson menginvestasikan
70 unit produksi di Inggris, Amirika
Serikat dan Canada. Mereka menemukan bahwa selagi ada perbedaan dalam
pengaturan organisasi, ini tidak bias dihubungkan dengan efek budaya. Hubungan
antar vareabel, seperti ukuran, tingkat spesialisasi dan formalitas telah
ditemukan untuk tetap dalam tiga Negara, dan peneliti mengusulkan ini menjadi
pegangan untuk organisasi kerja dalam semua masyarakat.
Maurice,
Sorge dan Warner :
Bagaimanapun ia menyimpulkan bahwa ‘yang diadu’ organisasi dalam masyarakat
yang berbeda, berkembang dalam membandingkan, yang memungkinkan adalah
hasil dari pola dalam masyarakat yang lebih luas. Sebagai contoh : Riset mereka
menunjukan bahwa organisasi Britania yang muncul untuk tumbuh adalah
untuk mengembangkan sejumlah menejer spesialis. Ini mungkin suatu cerminan
alami yang khusus dari pendidikan Britania dan peran yang berpengaruh yang
dimainkan oleh profesi itu
Apapun
perspektifnya, adalah penting bagi para menejer masa depan untuk memahami efek
dari kultur nasional pada prilaku. Ini adalah peningkatan penting dengan
pertumbuhan multi cultural, kekuatan pekerja dan efek perserikatan Eropa pada
desain organisasi. Schneider dan Barsoux mendiskusikan multi
dimensional dampak kultur pada organisasi dan menejemen serta
memeliharanya,bahwa itu akan menjadi kesalahan untuk mendasarkan suatu ramalan
mengenai struktur atau proses pada demensi budaya tunggal. Para menejer
harus mengenali hubungan antara struktur dan demensi budaya, bukanlah
mata rantai akibat efek yang sederhana, tetapi sebagai pengganti
multi demensi.
A. Kritik Terhadap Kontingensi
Sebagaimana teori pendekatan yang lain pada organisasi dan menejemen, teori
kontingensi telah tunduk kepada sejumlah kritik atau keraguan
tentang nilai praktis dalam menejemen. Diantra para peneliti yang konsen
terhadap pendekatan kontengensi adalah Child, Dowson dan Mintzberg.
Kritik dari berbgai kesulitan dan batsan pendekatan kontingensi pada umumnya
bertumpu pada tujuh masalah pokok, yaitu :
- Hubungan sebab akibat.
Artinya dalam organisasi dipengaruhi
oleh sebab akibat dari hubungan struktur dan vareabel independent,
karakteristik menejer dan staf, hubungan produk dengan konsumen atau kondisi
pasar. Para menejer dimotivasi untuk membuat perubahan kepada struktur sebagai
hasil umpan balik dari informasi pada penampilan.
- Tampilan Organisasi
Kesesuaian dalam organisasi dan
vareabel organisasi dan vareasi situasi berhubungan dengan pemaksimalan
tampilan organisasi. Bagaimanapun, tampilan organisasi adalah pengukuran
prestasi dari terapan tampilan dalam banyak studi kontingensi belum tepat. Dan
dikatakan tidak mungkin memperoleh ukuran tunggal untuk berbgai corak
organisasi dan tampilan yang meningkat.
Di
samping kritik dan batasan teori kontingensi, ia telah menyajikan suatu
pengertian yang mendalam bagi pemahaman hubungan antar factor yang
mempengaruhi struktur, menejemen dan operasi organisasi pekerjaan. Suatu
format organisasi yang sesuai akan membantu mencegah permasalahan yang
disebabkan oleh struktur yang tidak serasi. Pendekatan kontingensi mempunyai keterkaitan
dalam kaitan dengan devisi pekerjaan dan kordinasi aktivitas. Hirarki dan
devinisi tanggung jawab, metode pekerjaan, motivasi dan komitmen staf
serta gaya dan sistem menejemen.
Konsep dasar pendekatan kontingensi membantu menejer mengembangkan suatu
pemahaman yang seksama dari situasi kompleks yang untuk mengambil suatu
keputusan atau tidakan yang sesuai. Hal itu juga menarik perhatian pada
berbagai kesulitan dengan format campuran pada organisasi, dan untuk
kepentingan struktur yang berbeda untuk situasi dan aktivitas berbeda.
B. Vareabel Bebas
Maksudnya vareabel yang berada di
luar organisasi dan di luar kendali anggota organisasi. Suatu organisasi besar
mungkin pada posisi untuk melatih kendali di atas aspek tertentu dari
lingkungan mereka. Organisasi mungkin dalam suatu posisi monopoli atau
mempunyai perlindungan diri sendiri dalam lingkungannya.
C. Berbagai Kontingensi
Pola berbeda dari factor kontingensi
mempunyai implikasi berbeda untuk desain organisasi. Organisasi mendapati berbagai
kontingensi dan potensi untuk berhubungan dengan berbagai jalan antra cakupan
dari vareabel organisasi. Perbendaan kontingensi mengakibatkan kebutuhan akan
pola struktur juga berbeda.
D. Perubahan Yang Direncanakan
Model kontingensi gagal untuk memberi
penekanan yang cukup kepada konsekuensi yang tidak diantisipasi dari perubahan
yang direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
George R. Terry and Leslie W. Rue,
Dasar dasar Menejemen, Jakarta, Bumi Aksara, 2005
Laurie J. Mullins, Management And
Organisational Behaviour, Seventh Edition, 2005
Mukhyi, Muhammad Abdul., Imam Hadi Saputro (1995). Pengantar Manajemen Umum (Untuk STIE). Jakarta: Universitas Gunadarma.
No comments:
Post a Comment