Saturday, 30 August 2014

Pendekatan – pendekatan Dalam Organisasi



Pendekatan – pendekatan Dalam Organisasi

1.      PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi yang tak terpisahkan. Organisasi merupakan bagian dari lingkungan eksternal dalam pengertian luas. Sebagai suatu pendekatan sistem manajemen meliputi sistem umum dan sistem khusus serta analisis tertutup maupun terbuka.
Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep organisasi formal dan sosiopsikologis. Analis sistem manajemen spesifik meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi dan mekanisme perencanaan serta pengawasan.
2.      PENDEKATAN KONTINGENSI
Pendekatan kontingensi digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan praktek senyatanya. Biasanya antara teori dengan praktek berbeda, maka harus memperhatikan lingkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda.
Pendekatan ini dipandang sebagai hubungan fungsional “bila maka”. Hubungan fungsional yaitu keterkaitan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Bial ada perubahan satu variabel akan mempengaruhi nilai variabel lainnya. Bila merupakan variabel bebas (independent variable) dan maka merupakan variabel bergantung (dependent variable). Faktor lingkungan merupakan variabel bebas, sedang konsep dan teknik manajemen merupakan variabel begantung.
Dalam pendekatan kontingensi ada tiga kerangka konseptual yaitu lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik serta hubungan antara keduanya.
Pendekatan kontingensi mengkombinasikan antara pendekatan klasik dan hubungan manusia.
Contingency Approach = Pendekatan Klasik + Pendekatan Hubungan Manusiawi
Dalam kehidupan manusia,  sebagai makhluk social tidak dapat berdiri sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karenanya manusia mem butuhkan kelompok, kerja sama kelompok dan  antar kelompok. Prilaku manusia seperti itulah yang banyak menarik perhatian para pemikir dan sarjana untuk meneliti, bagaimana sesungguhnya prilaku manusia dalam berkelompok, dan masalah apa saja yang ditimbulkan dari kehidupan berkelompok tersebut,
Laurie J. Mullins, menawarkan analisis tentang prilaku bagi manusia dalam berorganisasi. Adapun makalah ini akan menganalisis teori yang disampaikan  L.J. Mullins tentang Pendekatan Kontigensi. Suatu pendekatan untuk mengatasi kebekuan atau kemandekan dalam sebuah organisasi.  
Pendekatan Kontigensi diberlakukan ketika suatu organisasi dalam situasi tertentu mengalami kesulitan dalam menjalankan roda organisasi tersebut. Seperti apa solusi yang tawarkan dalam pendekatan ini, apa kontribusi kontigensi terhadap organisasi, bagaimana alternative struktur yang ditawarkan.
Di samping itu ada bentuk organisasi yang  disebut Organisasi Shamrock , yang sodorkan L.J. Mullins, suatu pendekatan yang dipandang lebih fleksibel  dan effesien.  Shamrock organisasi menawarkan konsep bahwa untuk menjalankan organisasi sangat perlu ditopang oleh : Profesionalisme yang berkualitas, melibatkan semua unsure tenaga kerja, inti atau model organisasi dan tidak meninggalkan peran konsumen atau pelanggan.
Seberapa besar kebaikan konsep ini, mari bersama kita menganalisisnya, semoga kita memperoleh pencerahan dari konsep ini. Dan akhirnya semua perkerjaan yang terbaik seharusnya kita serahkan kepada ahlinya.
Dalam hal ini, kita menarik perhatian kepada kultur nasional sebagai corak prilaku keorganisasian. Beberapa penulis telah menguji, apakah prinsip teori kontingensi menganggap atau membenarkan kontek nasional yang berbeda.  Hickson menginvestasikan
70 unit produksi di Inggris, Amirika Serikat dan Canada. Mereka menemukan bahwa selagi ada perbedaan dalam pengaturan organisasi, ini tidak bias dihubungkan dengan efek budaya. Hubungan antar vareabel, seperti ukuran, tingkat spesialisasi dan formalitas telah ditemukan untuk tetap dalam tiga Negara, dan peneliti mengusulkan ini menjadi pegangan untuk organisasi kerja dalam semua masyarakat.
Maurice, Sorge dan Warner : Bagaimanapun ia menyimpulkan bahwa ‘yang diadu’ organisasi dalam masyarakat  yang berbeda, berkembang dalam membandingkan, yang memungkinkan adalah hasil dari pola dalam masyarakat yang lebih luas. Sebagai contoh : Riset mereka menunjukan bahwa organisasi Britania yang muncul untuk tumbuh adalah  untuk mengembangkan sejumlah menejer spesialis. Ini mungkin suatu cerminan alami yang khusus dari pendidikan Britania dan peran yang berpengaruh yang dimainkan oleh profesi itu
Apapun perspektifnya, adalah penting bagi para menejer masa depan untuk memahami efek dari kultur nasional pada prilaku. Ini adalah peningkatan penting dengan pertumbuhan multi cultural, kekuatan pekerja dan efek perserikatan Eropa pada desain organisasi. Schneider dan Barsoux mendiskusikan multi dimensional dampak kultur pada organisasi dan menejemen serta memeliharanya,bahwa itu akan menjadi kesalahan untuk mendasarkan suatu ramalan mengenai struktur atau proses  pada demensi budaya tunggal. Para menejer harus mengenali hubungan antara struktur  dan demensi budaya, bukanlah mata rantai  akibat efek yang sederhana, tetapi sebagai pengganti  multi demensi.

A.     Kritik Terhadap Kontingensi      
              Sebagaimana teori pendekatan yang lain pada organisasi dan menejemen, teori kontingensi telah  tunduk  kepada sejumlah kritik atau keraguan tentang nilai praktis dalam menejemen. Diantra para peneliti yang konsen terhadap pendekatan kontengensi  adalah  Child, Dowson dan Mintzberg.
              Kritik dari berbgai kesulitan dan batsan pendekatan kontingensi pada umumnya bertumpu pada tujuh masalah pokok, yaitu :
  1. Hubungan sebab akibat. 
Artinya dalam organisasi dipengaruhi oleh  sebab akibat dari hubungan struktur dan vareabel independent, karakteristik menejer dan staf, hubungan produk dengan konsumen atau kondisi pasar. Para menejer dimotivasi untuk membuat perubahan kepada struktur sebagai hasil umpan balik dari informasi pada penampilan.
  1. Tampilan Organisasi
Kesesuaian dalam organisasi dan vareabel organisasi dan vareasi situasi berhubungan dengan pemaksimalan tampilan organisasi. Bagaimanapun, tampilan organisasi adalah pengukuran prestasi dari terapan tampilan dalam banyak studi kontingensi belum tepat. Dan dikatakan tidak mungkin memperoleh ukuran tunggal untuk berbgai corak organisasi dan tampilan yang meningkat.
Di samping kritik dan batasan teori kontingensi, ia telah menyajikan suatu pengertian yang mendalam bagi pemahaman hubungan antar factor yang mempengaruhi  struktur, menejemen dan operasi organisasi pekerjaan. Suatu format organisasi yang sesuai akan membantu mencegah permasalahan yang disebabkan oleh struktur yang tidak serasi. Pendekatan kontingensi mempunyai keterkaitan dalam kaitan dengan devisi pekerjaan dan kordinasi aktivitas.  Hirarki dan devinisi tanggung jawab, metode  pekerjaan, motivasi dan komitmen staf serta gaya dan sistem menejemen.
              Konsep dasar pendekatan kontingensi membantu menejer mengembangkan suatu pemahaman yang seksama dari situasi kompleks yang untuk mengambil suatu keputusan atau tidakan yang sesuai. Hal itu  juga menarik perhatian pada berbagai kesulitan dengan format campuran pada organisasi, dan untuk kepentingan struktur yang berbeda untuk situasi dan aktivitas berbeda.

B.     Vareabel Bebas
Maksudnya vareabel yang berada di luar organisasi dan di luar kendali anggota organisasi. Suatu organisasi besar mungkin pada posisi untuk melatih kendali di atas aspek tertentu dari  lingkungan mereka. Organisasi mungkin dalam suatu posisi monopoli  atau mempunyai perlindungan diri sendiri dalam lingkungannya.
C.     Berbagai Kontingensi
Pola berbeda dari factor kontingensi mempunyai implikasi berbeda untuk desain organisasi. Organisasi mendapati berbagai kontingensi dan potensi untuk berhubungan dengan berbagai jalan antra cakupan dari vareabel organisasi. Perbendaan kontingensi mengakibatkan kebutuhan akan pola struktur juga berbeda.
D.     Perubahan Yang Direncanakan
Model kontingensi gagal untuk memberi penekanan yang cukup kepada konsekuensi yang tidak diantisipasi dari perubahan yang direncanakan.

DAFTAR PUSTAKA 
George R. Terry and Leslie W. Rue, Dasar dasar Menejemen, Jakarta, Bumi Aksara, 2005

Laurie J. Mullins, Management And Organisational Behaviour, Seventh Edition, 2005






sumber:
Mukhyi, Muhammad Abdul., Imam Hadi Saputro (1995). Pengantar Manajemen Umum (Untuk STIE). Jakarta: Universitas Gunadarma.


No comments:

Post a Comment