Saturday 30 August 2014

Gotong Royong



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Gotong royong adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar, mudah dan ringan.
Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Katanya berasal dari gotong = bekerja, royong = bersama Bersama-sama dengan musyawarah, pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong menjadi dasar Filsafat Indonesia seperti yang dikemukakan oleh M. Nasroen
Budaya Gotong royong yang merupakan jati diri Bangsa Indonesia harus dilestarikan. Seandainya bangsa ini sudah menjadi bangsa yang maju, tetap saja jati diri tersebut harus dipertahankan karena merupakan ruh bagi kerukunan bangsa dan juga turut menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat. Karena menjadi maju bukan harus seperti negara barat.
B.     Masalah dan Sub Masalah
Adapun masalah yang akan dipaparkan dalam penulisan ini adalah “Budaya gotong royong perlu dilestarikan?”
Agar masalah tidak terlalu luas, maka penulis membaginya ke dalam beberapa Sub masalah, yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan Budaya?
2.      Apa yang dimaksud dengan gotong royong?
3.      Mengapa budaya gotong royong perlu dilestarikan?
C.    Tujuan Penulisan
Sesuai dengan perumusan masalah dan sub masalah di atas, maka penulis menentukan tujuan penulisan ini, yaitu:
1.      Mengetahui tentang Budaya.
2.      Mengetahui tentang gotong royong.
3.      Mengetahui mengapa budaya gotong royong perlu dilestarikan.
D.    Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat penulisan ini, yaitu:
1.      Bagi penulis
Dapat menemukan salah satu budaya bangsa yang mulai memudar, dan bagaimana cara untuk melestarikannya.
2.      Bagi pembaca
Memberikan informasi mengenai budaya gotong royong, dan alasan mengapa budaya gotong royong perlu dilestarikan.


BAB II
BUDAYA GOTONG ROYONG PERLU DI LESTARIKAN
A.    Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Pengertian kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-Unsur
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1.      Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
o    alat-alat teknologi
o    sistem ekonomi
o    keluarga
o    kekuasaan politik
2.      Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
o    sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
o    organisasi ekonomi
o    alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
o    organisasi kekuatan (politik)

Wujud dan komponen

Wujud

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
·         Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
·         Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
·         Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan
fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Komponen

Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
·         Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
·         Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
·         Lembaga social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
·         Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
·         Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
·         Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

Hubungan Antara Unsur-Unsur Kebudayaan

Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:

Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)

Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
·         alat-alat produktif
·         senjata
·         wadah
·         alat-alat menyalakan api
·         makanan
·         pakaian
·         tempat berlindung dan perumahan
·         alat-alat transportasi

Sistem mata pencaharian

Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
·         Berburu dan meramu
·         Beternak
·         Bercocok tanam di ladang
·         Menangkap ikan

Sistem mata pencaharian

Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
·         Berburu dan meramu
·         Beternak
·         Bercocok tanam di ladang
·         Menangkap ikan

Sistem kekerabatan dan organisasi sosial

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya.
Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

Bahasa

Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kesenian

Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
B.     Gotong Royong
Gotong royong adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar, mudah dan ringan.
Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Katanya berasal dari gotong = bekerja, royong = bersama Bersama-sama dengan musyawarah, pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong menjadi dasar Filsafat Indonesia seperti yang dikemukakan oleh M. Nasroen
Contoh kegiatan yang dapat dilakukan secara bergotong royong antara lain pembangunan fasilitas umum dan membersihkan lingkungan sekitar.
Sikap gotong royong itu seharusnya dimiliki oleh seluruh elemen atau lapisan masyarakat yang ada di Kota Bulukumba. Karena, dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat melakukan setiap kegiatan dengan cara bergotong royong. Dengan demikian segala sesuatu yang akan dikerjakan dapat lebih mudah dan cepat diselesaikan dan pastinya pembangunan di daerah tersebut akan semakin lancar dan maju. Bukan itu saja, tetapi dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat dalam menerapkan perilaku gotong royong maka hubungan persaudaraan atau silaturahim akan semakin erat.
Dibandingkan dengan cara individualisme yang mementingkan diri sendiri maka akan memperlambat pembangunan di suatu daerah. Karena individualisme itu dapat menimbulkan keserakahan dan kesenjangan diantara masyarakat di kota tersebut.
Perubahan ekonomi Indonesia di bawah rezim Soeharto memungkinkan masuknya modal asing dan liberalisasi. Nilai-nilai budaya mulai dengan deras masuk dan menjadi bagian dari hidup masyarakat Indonesia. Kehidupan perekonomian masyarakat berangsur-angsur berubah dari ekonomi agraris ke industri. Indusri berkembang maju dan pada zaman sekarang tatanan kehidupan lebih banyak didasarkan pada pertimbangan ekonomi, sehingga bersifat materialistik. Maka nilai kegotong royongan pada masyarakat telah memudar
Manfaat gotong royong yaitu :
·      1.Pekerjaan yang berat menjadi ringan
·      2.Pekerjaan cepat selesai
·      3.Mudah mendapatkan pertolongan
·      4.Mempererat persaudaraan, dll.
Akibat tidak memiliki sikap gotong royong :
·      1.Sulit mendapatkan bantuan/pertolongan
·      2.Dijauhi teman
·      3.Sering mendapat kesulitan, dll.
Contoh-contoh perilaku gotong royong :
·      1.Kerja bakti membersihkan rumah
·      2.Mencuci pakaian
·      3.Piket kelas
·      4.Mengantar pulang teman yang sakit, dll.

2. Pentingnya kerukunan
Kerukunan adalah suatu perilaku yang mencerminkan adanya saling pengertian agar tercipta perdamaian, persahabatan, dan persaudaraan.

Ciri-ciri hidup rukun, yaitu
·      Menghargai pendapat orang lain
·      Menghargai hasil karya orang lain
·      Membina hubungan baik
·      Saling menghormati
·      Saling menyayangi
Manfaat hidup rukun / pentingnya hidup rukun , yitu :
·      Tidak adanya pertengkaran
·      Hidup dalam keluarga menjadi harmonis
·      Hidup menjadi aman
·      Hidup menjadi tenteram dan damai
·      Memperkokoh persatuan dan kesatuan.
Akibat hidup tidak rukun , antara lain :
·      Mudah terjadi pertengkaran
·      Kehidupan tidak tenteram
·      Mudah dihasut orang lain4.Banyak musuhnya, dll.
Contoh hidup rukun, antara lain :
·      Makanbersama
·      Belajar kelompok 
·      Bermain bersama
·      Bermusyawarah
·      Rekreasi bersama, dll.
2.Berbagi
Berbagi yaitu ada yang member dan ada yang menerima.Berbagi adalahbagian dari gotong royong.Banyak yang dapat kita bagi, antara lain
·      Makanan
·      Warisan
·      Pekerjaan
·      Ilmu pengetahuan
·      Waktu, dll.
Manfaat saling berbagi :
·      Menumbuhkan kasih saying
·      Menciptakan kerukunan
·      Hidup menjadi tenang dan tenteram.
Akibat tidak saling berbagi :
·      Yang lemah akan tersisih
·      Serakah
·      Timbul perselisihan
·      Dijauhi sesame
·      Hidup tidak tenang
·       
3.    Tolong menolong
Manusia adalah makhluk sosial, artinya setiap manusia membutuhkan pertolongan orang lain.Tolong menolong juga disebut saling membantu. Dalam tolong menolong hendaknya disertai sikapsaling member dan menerima. Menolong orang lain hendaknya dilakukan secara tulus hati atau ikhlas.
Pentingnya sikap tolong menolong :
1. Penderitaan menjadi berkurang
2.Mempererat persaudaraan
3.Kesulitan dapat teratasi.

C.    Budaya Gotong-Royong Perlu Dilestarikan

Budaya Gotong royong yang merupakan jati diri Bangsa Indonesia harus dilestarikan. Seandainya bangsa ini sudah menjadi bangsa yang maju, tetap saja jati diri tersebut harus dipertahankan karena merupakan ruh bagi kerukunan bangsa dan juga turut menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat. Karena menjadi maju bukan harus seperti negara barat.
Untuk itulah dicanangkan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat [BBGRM] guna melestarikan budaya gotong royong yang tumbuh dan berkembang didalam masyarakat sebagai bagian dari sistem budaya bangsa secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperkuat integritas sosial masyarakat di desa dalam kerangka memperkokoh NKRI. kata Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa [PMD] Kabupaten Bantul Dra. Sri Ediastuti, MSc dalam acara Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong [BBGRM], Hari Kesatuan Gerak [HKG] PKK ke 40 dan Hari Keluarga ke XXIX Tahun 2012 di Balai Desa Palbapang.
Pada acara yang dihadiri Bupati Bantul Hj, Sri Surya Widati, Muspida, Camat Bantul Nugroho Eko Santoso, S Sos. Muspika, lurah desa se Bantul dan ratusan undangan lainnya tersebut Edi Astuti menambahkan bahwa kegiatan dicanangkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dengan mengikutsertakan seluruh komponen yang ada.
Untuk kegiatan BBGRM sendiri dilaksanakan 1 Mei hingga 31 Mei 2012 secara serentak di seluruh desa se Kabupaten Bantul dengan kegiatan meliputi bidang kemasyarakatan, bidang sosial agama dan bidang lingkungan. Selain itu, ada juga penggalakkan program KB pria serta terpenuhinya 8 fungsi keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera. katanya,
Delapan fungsi itu adalah fungsi agama, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, kelestarian lingkungan, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi serta fungsi pendidikan dan sosialisasi.
Sedangkan Bupati Bantul mengatakan budaya gotong royong tetap dilestarikan. Dengan gotong royong akan terjalin komunikasi yang baik antar masyarakat sehingga tercipta kerukunan dan kedamaian. katanya.
Sementara lurah Palbapang Ris Iriyanti mengatakan dalam acara tersebut juga diisi dengan kegiatan bazar potensi dari sepuluh pedukuhan se Desa Palbapang dan peresmian gedung serba guna Graha Pal Manunggal oleh Bupati Bantul yang dibangun sejak akhir tahun 2010 dengan anggaran Rp. 578 juta dari APB des, APBD Bantul dan APBD Prop. DIY.
Pada kesempatan tersebut Bupati Bantul menyerahkan beberapa bantuan seperti bantuan bibit ikan dan padi, bantuan stimulan pembangunan, bantuan obat pertanian, dan beberapa bantuan pinjamam kepada kelompok tani, kelompok PKK, pelaku kesehatan dan kepada kelompok masyarakat di Kabupaten Bantul.
Nilai dan semangat gotong royong yang mulai luntur pada masyarakat kehidupan modern ini perlu dilestarikan kembali. Karena gotong royong merupakan nilai dan tradisi yang mulia yang diwariskan oleh pera pendahulu kita untuk dilanjutkan kedepan.
Dengan gotong royong kata dia, semua permasalah sosial bisa diatasi secara bersama-sama dan juga untuk meningkatkan rasa solidaritas serta kesetiakawanan. Tidak ada yang tidak bisa diatasi kalau permasalah itu dihadapi secara bersama, sehingga hal itu juga bisa memupuk rasa persatuan dan kesatuan antara kita.
kepada semua masyarakat Indonesia memanfaatkan BBGRM tersebut untuk membangun, memperbaiki, dan meningkatkan apa saja yang dirasakan sebagai kebutuhan bersama dilingkungan masing-masing.
Dengan semakin berkembangnya zaman, kemajuan teknologi, dan golalisasi dewasa ini, tentunya bedampak terhadap tatanan nilai kehidupan bermasyarakat, dimana dengan adanya kemajuan semangkin tingginya sikap individualisme dalam kehidupan bermasyarakat.
Jika kondisi itu terus terjadi, maka bukan tidak mungkin nilai kebersamaan, gotong royong bahkan persatuan dan kesatuan akan semakin pudar.
Maka, dengan adanya BBGRM ini, kita tingkat rasa itu kembali, sehingga bisa menjalin rasa persatuan dan kesatuan kita sesame.
Sementara kepala Kantor pemberdayaan masyarakat Kota Padangpanjang Laswarni mengatakan, kegiatan BBGRM dimulai dari usulan masyarakat, LPM dan pemerintah kelurahan yang sudah disepakati.
Kegiatan dimulai pembenahan K3 di setiap RT, rehap dan pendaman jalan setapak dan riol, pelebaran dan pengecoran jalan setapak, pelatihan group pasambahan, dan kegiatan adat, sosial budaya dan keagamaan lainnya





LAMPIRAN
   Berdasarkan maasalah saya melampirkan beberapa pidato tentang perlunya pelestarian budaya gotong royong.
Medan, (beritasumut.com)
Kegiatan gotong royong di tengah-tengah masyarakat semakin memudar. Untuk itu gotong royong sebagai budaya yang merupakan kebersamaan dan kepedulian di masyarakat harus kembali dibangkitkan. Selain itu kebersamaan dan kedekatan pemerintah dengan masyarakat juga harus ditingkatkan sehingga tida ada jarak antara pemerintah dengan masyarakat.
Hal ini dikatakan Walikota Medan Rahudman Harahap, pada acara gotong royong massal bersama warga Kecamatan Medan Tembung di tanah Pekuburan Muslim Gang Istirahat, Kelurahan Bandar Selamat, Kecamatan Medan Tembung, Jumat (24/06/2011).
Acara gotong royong massal ini juga dihadiri Wakil Walikota Medan Drs H Dzulmi Eldin S MSi, Sekda Ir Syaiful Bahri Lubis MM, Pimpinan SKPD Pemko Medan, Muspika Medan Tembung, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan dan ibu-ibu perwiritan.
Kata Walikota, kegiatan gotong royong tidak ada kaitannya dengan peringatan Hari Jadi Kota Medan, karena pada hari ini memang Medan Tembung meggelar kegiatan gotong royong diwilayahnya yang sudah menjadi program Pemko Medan. “Kita terus berupaya meningkatkan gotong royong dan ini tidak terkait dengan Hari Jadi karena kegiatan ini sudah terjadwal di setiap lingkungan, kelurahan dan kecamatan melaksanakan gotong royong,” ujarnya.
Walikota juga berharap, kegiatan ini adalah kegiatan tingkat kecamatan, tetapi kedepannya kegiatan ini ditingkatkan ke tingkat Kelurahan dan tingkat lingkungan, karena ini merupakan bagian kegiatan rutin dari masyarakat dan setiap pelaksanaan gotong royong antusias masyarakat memang cukup besar.
Lebih lanjut dikatakannya, kegiatan gotong royong ialah suatu kegiatan di masyarakat, yang pertama dibangun ialah kemitraan serta rasa kebersamaan. "Untuk itulah perlunya kita membangkitkan kegiatan ini, karena dengan lingkungan bersih akan melahirkan anak yang sehat dan anak yang sehat akan menjadi anak yang cerdas dan pintar," sebutnya.
Menurutnya, ada  tiga tujuan utama dari pelaksanaan gotong royong yaitu, memperkuat integrasi sosial dalam kehidupan masyarakat, meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam membangun, dan ketiga ialah meningkatkan pemberdayaan masyarakat agar mampu membangun diri dan lingkungannya secara mandiri.
"Semua tanah pekuburan akan dijadikan sebuah lahan terbuka hijau dan menjadi sebuah taman yang hijau bagi masyarakat, tanah pekiburan akan dikelola dan dirawat, dipagar dan dicat, juga akan disiapkan fasilitas yang akan diperlukan," sebutnya. (BS-024)
Last Updated on Monday, 27 June 2011 02:24

Gotong Royong Harus Dilestarikan

Cigasong, (Sinarmedia).-
Bupati Majalengka H. Sutrisno bersama Ketua DPRD H. Surahman dan Kepala BPMD-PKB H. Ahmad Sodikin sedang memukul kentongan sebagai simbol gotong royong.
Semangat gotong-royong adalah salah satu warisan dari nenek moyang dan merupakan budaya yang telah mengakar  yang senantiasa dilestarikan serta terus dilakukan oleh seluruh masyarakat Majalengka.
Hal tersebut disampaikan Bupati Majalengka H. Sutrisno, SE.M.Si. dalam sambutanya pada acara pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke VIII sekaligus peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke 39 tahun 2011 yang digelar di lapangan desa Kutamanggu kecamatan Cigasong belum lama ini.
Menurut Bupati,gotong royong mengandung filosofi kita membutuhkan  bantuan orang lain dan lingkungan sekitar dalam segala aspek kehidupan.Karena itulah kita mesti bergotong royong.
“Sasarannya tentu saja untuk meningkatkan persatuan, peran aktif masyarakat dan  kemitraan, sehingga masyarakat memiliki rasa tanggung jawab terhadap hasil-hasil pembangunan.“ Ujarnya.
Bupati menambahkan, program kegiatan BBGRM ini mengandung dua makna pertama, agar masyarakat memiliki kemandirian dalam pengambilan keputusan untuk membangun diri dan lingkungan secara mandiri. Kedua, untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pelaksanaan berbagai kebijakan dan program pembangunan agar masyarakat mencapai tingkat kemampuan yang diharapkan.
“Karena bertemakan gotong royong, semua warga sudah selayaknya membantu program ini, karena hasilnya akan dirasakan oleh kita sendiri.” Tambahnya.
Sementara itu, Kepala BPMDPKB Drs. H. Ahmad Sodikin M.M. dalam sambutanya mengatakan, tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan peran aktif masyarakat melalui semangat kebersamaan, kekeluargaan dan kegotong royongan dalam pembangunan menuju integrasi bangsa. Dan kegiatan tersebut juga diarahkan ke empat bidang yaitu bidang kemasyarakatan, bidang sosial budaya dan keagamaan,  serta bidang ekonomi dan lingkungan hidup.
“Pelaksanaan bulan gotong royong ini sesuai dengan amanat Peraturan Mentri (Permen) dalam negeri No. 42 tahun 2005 dan surat sekretaris daerah provinsi Jawa Barat pada tanggal 09 Februari 2011 untuk melaksanakan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat.” katanya.
Diki menambahkan, pelaksanaan kegiatan ini menggunakan dana dari APBD Majalengka tahun 2011, selanjutnya dalam rangka menunjang kegiatan BBGRM Pemkab Majalengka memberikan bantuan stimulan berupa semen yang telah diberikan sebanyak 70 zak di tingkat kabupaten dan 36 zak untuk desa-desa lokasi di tingkat kecamatan.
“Kegiatan ini merupakan program untuk peningkatan sarana dan prasarana yang akan menunjang kelancaran di berbagai sektor. Diharapkan kepada semua pihak, baik itu BPD, LPM dan seluruh institusi pemerintah maupun swasta. Dalam prosesnya maupun setelah selesai, harus dapat menjaga semua fasilitas yang telah dikerjakan secara gotong royong tersebut.” Ungkapnya. (Erik)
BUPATI SERGAI MINTA BUDAYA GOTONG ROYONG PERLU DILESTARIKAN
Nilai-nilai gotong royong yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat sebagai bagian dari sistem nilai budaya bangsa Indonesia perlu dilestarikan secara berdayaguna dalam upaya memperkokoh persatuan dan kesatuan di tengah-tengah masyarakat pedesaan. Hal itu dikemukakan Bupati H.T. Erry Nuradi pada acara pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-VI tingkat Kabupaten Sergai tahun 2009 yang dipusatkan di lapangan Desa Kerapuh Kecamatan Dolok Masihul, Rabu (12/8) yang juga dihadiri Wabup H. Soekirman, anggota DPRD Sergai H.M. Fuadi Pasaribu, Plt Sekdakab Sergai Drs. H. Haris Fadillah M.Si, unsur Muspida, Ketua TP PKK Sergai Ny. Hj. Evi Diana Erry, Ketua DPC GOPTKI Sergai Ny. Hj. Marliah Soekirman, para pejabat Pemkab Sergai, para Camat, Kades serta seribuan warga Kecamatan Dolok Masihul dan sekitarnya.
Dikemukakan Bupati, untuk mendukung lestarinya nilai-nilai budaya gotong royong di Kabupaten Sergai melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan telah diwujudkan suatu gerakan yang dinamakan Gerakan Pembangunan Swadaya Rakyat (Gerbang Swara). Program Gerbang Swara yang disponsori oleh masyarakat mulai dari perencanaan sampai pelestarian hasil yang dicapai merupakan wujud nyata partisipasi yang harus dipertahankan dan ditingkatkan di tengah masyarakat sebagai salah satu usaha percepatan pembangunan di pedesaan.. Gerbang Swara di Kabupaten Sergai yang diprogramkan sejak tahun 2006 menurut Bupati H.T. Erry Nuradi telah terhimpun dana sebesar Rp 36,5 milyar lebih dan hal ini merupakan partisipasi nyata yang diberikan masyarakat daerah ini untuk ikut membangun Sergai.
PNPM MANDIRI
Diungkapkan juga oleh H.T. Erry Nuradi bahwa untuk mendukung percepatan pembangunan di desa sejak tahun 2005 – 2006, dua kecamatan di Sergai yaitu Pantai Cermin dan Tanjung Beringin telah mendapat alokasi dana Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebesar Rp 2 milyar, sementara tahun 2007 program yang sama dilaksanakan di enam kecamatan dengan alokasi dana sebesar Rp 5 milyar. Sedangkan pada tahun 2008 pemerintah pusat melalui Program PNPM Mandiri telah mengalokasikan dana sebesar Rp 10,5 milyar untuk enam kecamatan di Kabupaten Sergai, sementara pada tahun 2009 ini program yang sama dilaksanakan di seluruh kabupaten Sergai dengan alokasi dana sebesar  Rp 20,8 milyar. Melalui alokasi dana PNPM Mandiri maupun Alokasi Dana Desa (ADD) dari APBD Kabupaten Sergai yang telah diserahkan kepada seluruh desa di daerah ini, Bupati Erry Nuradi berharap dapat mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan, kesejahteraan dan kesempatan kerja meningkat, terciptanya lapangan kerja dan pendapatan dari kelompok masyarakat pedesaan, serta tercapainya kemandirian yang berkelanjutan.
LANJUTKAN
Disela-sela pencanangan BBGRM yang ditandai juga dengan penyerahan peralatan gotong royong serta berbagai jenis bibit pohon kepada para Kades di Kecamatan Dolok Masihul, sejumlah masyarakat setempat menyampaikan kebulatan tekad untuk mendukung program pembangunan di Kabupaten Sergai. Dalam kebulatan tekad yang dibacakan oleh M. Nawawi dari Desa Pertambatan juga meminta kepada Bupati H.T. Erry Nuradi dan Wakilnya H. Soekirman untuk dapat terus melanjutkan kepemimpinannya menjadi Bupati maupun Wakil Bupati di Kabupaten Sergai periode kedua tahun 2010 – 2015. Kepemimpinan dwitunggal Erry-Soekirman yang telah dilaksanakan selama empat tahun sejak 2005 sampai 2009 menurut M. Nawawi sudah banyak menunjukkan keberhasilan dan program pembangunan yang dilaksanakan selama ini di Kabupaten Sergai tampak nyata serta telah dapat dinikmati oleh masyarakat luas, ungkap M. Nawawi.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya penulis menyimpulkan bahwa salah satu budaya negara kita ialah gotong royong. Budaya Gotong royong yang merupakan jati diri Bangsa Indonesia harus dilestarikan. Seandainya bangsa ini sudah menjadi bangsa yang maju, tetap saja jati diri tersebut harus dipertahankan karena merupakan ruh bagi kerukunan bangsa dan juga turut menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat. Karena menjadi maju bukan harus seperti negara barat.
B.     Sarana
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya saran yang dapat penulis berikan yaitu jangan biarkan budaya gotong royong luntur karena pengaruh budaya budaya luar di era globalisasi. Besar harapan penulis agar pembaca dapat melestarikan budaaya gotong royong sebagai jati diri bangsa.


UCAPAN
Tidak lupa penulis mengucap puji dan syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat dan rahmat-Nya lah makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Kebudayaan Nasional yang telah membimbing penulis dalam menylesaikan makalah ini.
Kepada teman-teman semua, penulis juga mengucapkan terima kasih karena dukungan dan bantuannya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

No comments:

Post a Comment