KEPRIBADIAN DAN PERKEMBANGAN
1.
Perbedaan Pengertian Kepribadian
W. Stern (1871 – 1938) merumuskan
kepribadian sebagai aktualisasi dan realisasi dari hal – hal yang sejak semua
telah terkandung dalam jiwa seseorang. Sedangkan menurut pandangan filsafat
Asia, kepribadian adalah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi juga sesuatu yang
terbuka terhadap dunia sekitarnya. Pandangan ini terkesan mendekati
pandangan G.W.Leipniz yang diduga dipengaruhi oleh pandangan Islam. Semua
pandangan mengenai kepribadian menekankan system kepribadian pada prinsi ideal
(bersifat transenden, yakni melampaui apa yang diberi), di titik beratkan
kedalam alam kerohanian dan menekankan segi etika.
2.
Definisi Kepribadian
Kepribadian
adalah organisasi yang dinamis, yang artinya suatu yang terdiri dari sejumlah
aspek/unsure yang terus tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia. Aspek
tersebut mengenai psiko – fisik yang merupakan suatu sistem (totalitas) dalam
menentukan cara yang khas dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap
lingkungan.
Temperamen,
Watak dan Kepribadian
Temperamen adalah sifat – sifat yang
berhubungan dengan emosi, menunjukan hubungan/perpaduan yang erat antara
rohaniah dengan jasmaniah.
Watak
adalah sifat – sifat yang berhubungan dengan nilai, bukan bawaan lahir.
Sedangkan kepribadian adalah keseluruhan aspek yang terdapat di dalam diri
seseorang, termasuk di dalamnya temperamen dan watak.
Tipe
– Tipe Kepribadian
1.
Menurut
Galenus (129 – 199 M) temperamen dibagi empat tipe berdasarkan jenis cairan
yang paling berpengaruh pada tubuh manusia. Pembagian tersebut adalah :
1.
Cholericus
: Empedu kuning (chole) yang paling berpengaruh. Orang ini besar dan kuat
tubuhnya, penaik darah, sukar mengendalikan diri.
2.
Sanguinicus
: Darah. Orang ini wajahnya berseri, periang, dan kekanak – kanak
3.
Flegmaticus
: Lendis. Orang ini tenang, pemalas, pemisis, dan wajahnya selalu pucat
4.
Melancholicus
: Empedu Hitam. Orang ini pemurung dan murah curiga
5.
Menurut
Heymans (1857 – 1930) mengemukakan tujuh macam tipe manusia :
1.
Gapasioneerden
(Orang Hebat) : Orang yang aktif dan emosional serta fungsi sekundernya kuat.
2.
Cholerici
(Orang Garang) : Orang yang aktif dan emosional, tetapi fungsi sekundernya
lemah.
3.
Sentimentil
(Orang Perayu) : Orang yang tidak aktif dan emosional, tetapi fungsi
sekundernya kuat.
4.
Neveuzen
(Orang Penggugup) : Orang yang tidak aktif dan fungsi sekundernya lemah, tetapi
emosinya kuat.
5.
Flegmaciti
(Orang Tenang) : Orang yang tidak aktif dan fungsi sekundernya kuat.
6.
Sanguinici
(Orang Kekanak – kanakan) : Orang yang tidak aktif, tidak emosional, tetapi
fungsi sekundernya kuat.
7.
Amorfen
(Orang tak berbentuk) : Orang yang tidak aktif, tidak emosional dan fungsi
sekundernya lemah.
8.
Menurut
Spranger
1.
Manusia
teori, berpendapat ilmu pengetahuan paling penting.
2.
Manusia
ekonomi, berpendapat uang paling penting.
3.
Manusia
sosial, nilai – nilai sosial paling mempengaruhi jiwanya.
4.
Manusia
politik, nilai yang terpenting ialah politik.
5.
Manusia
seni, jiwa orang ini selalu dipengaruhi oleh nilai – nilai kesenian.
6.
Manusia
saleh, orang ini pecinta nilai – nilai agama.
Mengukur
Kepribadian
Cara mengukur/menyelidiki
kepribadian antara lain :
1.
Observasi
2.
Interview
1.
Inventory,
sejenis kuisioner yang harus dijawab oleh responden secara ringkas. Contoh :
1.
Gilford
Zimmerman Temperament Survey, bertujuan menilai pengendalian diri kepemimpinan,
sosiabilitas, kestabilan emosi, persahabatan, keberanian dll.
2.
Edward
Personal Preference Schedule, menilai usaha mencapai prestasi, kepatuhan,
disiplin, dan kemauan.
3.
Minnesota
Multiphasic Inventory, mengidentifikasi depresi, histeria, dan psikopatik
2.
Tehnik
Proyektif, individu yang dinilai akan memproyeksikan pribadinya melalui gambar
atau hal – hal lain yang dilakukannya.
3.
Biografi
dan autobiografi
4.
Catatan
Harian
Keluarga
sebagai pembentuk utama kepribadian
Individu
selalu bergaul dan lama menghabiskan waktu dengan keluarga, sehingga komunikasi
banyak terjadi dengan keluarga. Maka dari itu, tak heran keluarga sangat
berpengaruh dalam pembentukan kepribadian.
3.
Aspek – Aspek Kepribadian
a.
Aspek Kognitif (Pengenalan), yaitu pemikiran, ingatan, khayalan, inisiatif,
kreativitas, pengamatan, dan penginderaan. Berfungsi menunjukan jalan,
mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku.
b.
Aspek Afektif, berhubungan dengan perasaan atau emosi, hasrat, kehendak, dan
semua aspek konatif atau psikomotorik. Berfungsi sebagai energy atau tenaga
mental yang menyebabkan manusia bertingkah laku.
c.
Aspek Motorik, berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku manusia seperti
perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya.
Ny.Yoesoef
Noesyirwan (1978) menganalisis kepribadian kedalam empat aspek
1.
Vitalitas,
konstanta semangat hidup pribadi seseorang. Vitalitas adalah pusat tenaga,
semangat hidup seseorang yang menentukan kemampuan berprestasi. Vitalitas yang
kuat akan melahirkan kepribadian ideal.
2.
Temperamen,
konstanta, warna, dan bentuk penghayatan atau pengalaman seseorang serta cara
bereaksi dan cara bergeraknya. Warna penghayatan atau pengalaman merupakan
suasana jiwa yang melatarbelakangi rasa kegembiraan dan kesedihan. Temperamen
merupakan pembawaan karena terikat pada konstitusi atau bentuk tubuh dan proses
faali seseorang, sehingga sukar diubah.
3.
Watak
1.
Hasrat,
merupakan kebutuhan manusiawi yang tidak saja terarah pada pemuasan kebutuhan
hidup, tetapi juga terarah untuk mengejar tujuan yang lebih tinggi yang
tergolong kedalam dunia nilai, dunia ideal, dan rohaniah. Remplein membedakan
tiga macam hasrat.
1.
Hasrat
yang menyangkut “ adanya “ seseorang sebagai makhluk hidup (triebfedern des
lebendigen daseins). Terdiri dari hasrat akan kenikmatan, pengalaman, dan
rasa ingin tahu.
2.
Hasrat
yang menyangkut adanya seseorang sebagai satu pribadi (triebfedern des
individuellen selbsteins). Terdiri dari hasrat mempertahankan diri,
mandiri, merdeka, dan mengembangkan keakuan.
3.
Hasrat
yang mentransendir kedua macam bentuk diatas (triebfedern des uber sich
hinaus seins). Tujuan terakhirnya bukanlah aku, tetapi dunia luar.
4.
Perasaan,
memiliki ciri pokok pasif, subjektif dan adanya pengahayatan yang spontan.
Perasaan dapat dibagi kedalam tiga macam
1.
Kemampuan
perasaan yang berhubungan dengan keberadaan seseorang sebagai makhluk hidup
(perasaan des lebendigen dasseins)
2.
Kemampuan
perasaan yang menyangkut dengan keberadaan seseorang sebagai satu pribadi
(perasaan des individuellen selbsteins)
3.
Kemampuan
perasaan yang melampaui batas keakuan (perasaan des uber sich hinaus seins)
1.
Kemampuan
perasaan yang menyangkut eksistensi manusia sebagai makhluk hidup ialah
kemampuan menikmati dan menghayati.
2.
Kemampuan
perasaan yang menyangkut dengan keberadaan seseorang sebagai satu pribadi dapat
diringkas sebagai perasaan diri.
3.
Kemampuan
perasaan yang melampaui batas keakuan (transitif).
4.
Kehendak.
Kehendak dan hasrat menimbulkan motifasi sebagai penggerak tingkah laku.
Perbedaan kehendak dan hasrat atau motivasi terletak pada derajat kesadaran
yang tinggi pada kehendak. Ada empat hal penting dari kehendak, yaitu mudah
tidaknya kehendak digerakan, kemampuan memberikan diri sepenuhnya pada tujuan
kehendak, daya kehendak dan perhatian.
4.
Bakat. Menurut Ny.Yoesoef Noesyirwan jenis bakat menurut fungsi yang terlibat
adalah
a.
Bakat yang lebih berdasarkan psikofisik yaitu kemampuan yang berakar pada
jasmaniah sebagai dasar dan fondamen bakat
b.
Bakat kejiwaan yang bersifat umum yaitu kemampuan ingatan daya khayal atau
imajinasi dan intelegensi
c.
Bakat kejiwaan yang khas, ialah bakat yang dari semula sudah ada dan terarah
pada satu lapangan yang terbatas
d.
Bakat kejiwaan yang majemuk, berkembang lambat laun dari bakat produktif kearah
yang sangat bergantung dari keadaan didalam dan diluar individu
e.
Bakat yang berdasarkan pada alam perasaan dan kemauan.
Berdasarkan
prestasinya bakat juga terdiri dari bakat reproduktif, bakat aplikatif, bakat
interpreatif, dan bakat produktif.
4.
Kepribadian dan Perkembangan
W.
Allport (1961) menyatakan kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri
individu yang terdiri dari system psikofisik yang menentukan cara penyesuaian
diri yang unik dari individu terhadap lingkungannya. Pengalaman yang membentuk
kepribadian yaitu :
1.
Pengalaman Umum yang dialami tiap individu dalam kebudayaan tertentu.
2.
Pengalaman khusus, yaitu pengalaman yang khusus dialami individu sendiri.
Pembentukan
Identitas Diri
Proses
integrasi pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama menjadi dewasa, disebut
proses pembentukan identitas diri. Awalnya individu akan mengidentifikasi
dirinya untuk menjadi identik dengan orang lain. Tapi, berangsur angsur
individu tersebut akan menjadi dirinya sendiri.
Ekspresi
Kepribadian
Hal
ini dirasa perlu karena kepribadian begitu beragam sehingga harus digolongkan
dalam beberapa karakteristik seperti penampilan fisik, temperamen, kecerdasan
dan kemampuan, arah minat dan pandangan mengenai nilai, sikap sosial,
kecenderungan motifasi, cara pembawaan diri dan kecenderungan patologis.
Jenis
Kepribadian
1.
Menurut
Kretschmer, mendasarkan penggolangannya pada cirri fisik dan berorientasi pada
penyakit kejiwaan, yaitu Jenis Asthenis, Atletis, Piknis, Dislpiastis.
2.
Hipocrates
menggolongkan menjadi jenis sanguin, fregmatik, dan kholerik
3.
Carl
G. Jung, menggolongkan kepribadian menjadi :
1.
Jenis
Introvert : Cenderung menarik diri
2.
Jenis
Ekstrovert : Menggabungkan diri jika tertekan
3.
Jenis
Ambivert : Campuran Introvert dan Ekstrover
No comments:
Post a Comment