Monday, 1 September 2014

Kepribadian dan Perkembangan



KEPRIBADIAN DAN PERKEMBANGAN
1. Perbedaan Pengertian Kepribadian
            W. Stern (1871 – 1938) merumuskan kepribadian sebagai aktualisasi dan realisasi dari hal – hal yang sejak semua telah terkandung dalam jiwa seseorang. Sedangkan menurut pandangan filsafat Asia, kepribadian adalah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi juga sesuatu yang terbuka terhadap dunia sekitarnya.  Pandangan ini terkesan mendekati pandangan G.W.Leipniz yang diduga dipengaruhi oleh pandangan Islam. Semua pandangan mengenai kepribadian menekankan system kepribadian pada prinsi ideal (bersifat transenden, yakni melampaui apa yang diberi), di titik beratkan kedalam alam kerohanian dan menekankan segi etika.
2. Definisi Kepribadian
Kepribadian adalah organisasi yang dinamis, yang artinya suatu yang terdiri dari sejumlah aspek/unsure yang terus tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia. Aspek tersebut mengenai psiko – fisik yang merupakan suatu sistem (totalitas) dalam menentukan cara yang khas dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan.
Temperamen, Watak dan Kepribadian
            Temperamen adalah sifat – sifat yang berhubungan dengan emosi, menunjukan hubungan/perpaduan yang erat antara rohaniah dengan jasmaniah.
Watak adalah sifat – sifat yang berhubungan dengan nilai, bukan bawaan lahir. Sedangkan kepribadian adalah keseluruhan aspek yang terdapat di dalam diri seseorang, termasuk di dalamnya temperamen dan watak.
Tipe – Tipe Kepribadian
1.      Menurut Galenus (129 – 199 M) temperamen dibagi empat tipe berdasarkan jenis cairan yang paling berpengaruh pada tubuh manusia. Pembagian tersebut adalah :
1.      Cholericus : Empedu kuning (chole) yang paling berpengaruh. Orang ini besar dan kuat tubuhnya, penaik darah, sukar mengendalikan diri.
2.      Sanguinicus : Darah. Orang ini wajahnya berseri, periang, dan kekanak – kanak
3.      Flegmaticus : Lendis. Orang ini tenang, pemalas, pemisis, dan wajahnya selalu pucat
4.      Melancholicus : Empedu Hitam. Orang ini pemurung dan murah curiga
5.      Menurut Heymans (1857 – 1930) mengemukakan tujuh macam tipe manusia :
1.      Gapasioneerden (Orang Hebat) : Orang yang aktif dan emosional serta fungsi sekundernya kuat.
2.      Cholerici (Orang Garang) : Orang yang aktif dan emosional, tetapi fungsi sekundernya lemah.
3.      Sentimentil (Orang Perayu) : Orang yang tidak aktif dan emosional, tetapi fungsi sekundernya kuat.
4.      Neveuzen (Orang Penggugup) : Orang yang tidak aktif dan fungsi sekundernya lemah, tetapi emosinya kuat.
5.      Flegmaciti (Orang Tenang) : Orang yang tidak aktif dan fungsi sekundernya kuat.
6.      Sanguinici (Orang Kekanak – kanakan) : Orang yang tidak aktif, tidak emosional, tetapi fungsi sekundernya kuat.
7.      Amorfen (Orang tak berbentuk) : Orang yang tidak aktif, tidak emosional dan fungsi sekundernya lemah.
8.      Menurut Spranger
1.      Manusia teori, berpendapat ilmu pengetahuan paling penting.
2.      Manusia ekonomi, berpendapat uang paling penting.
3.      Manusia sosial, nilai – nilai sosial paling mempengaruhi jiwanya.
4.      Manusia politik, nilai yang terpenting ialah politik.
5.      Manusia seni, jiwa orang ini selalu dipengaruhi oleh nilai – nilai kesenian.
6.      Manusia saleh, orang ini pecinta nilai – nilai agama.
Mengukur Kepribadian
            Cara mengukur/menyelidiki kepribadian antara lain :
1.      Observasi
2.      Interview

1.      Inventory, sejenis kuisioner yang harus dijawab oleh responden secara ringkas. Contoh :
1.      Gilford Zimmerman Temperament Survey, bertujuan menilai pengendalian diri kepemimpinan, sosiabilitas, kestabilan emosi, persahabatan, keberanian dll.
2.      Edward Personal Preference Schedule, menilai usaha mencapai prestasi, kepatuhan, disiplin, dan kemauan.
3.      Minnesota Multiphasic Inventory, mengidentifikasi depresi, histeria, dan psikopatik
2.      Tehnik Proyektif, individu yang dinilai akan memproyeksikan pribadinya melalui gambar atau hal – hal lain yang dilakukannya.
3.      Biografi dan autobiografi
4.      Catatan Harian
Keluarga sebagai pembentuk utama kepribadian
Individu selalu bergaul dan lama menghabiskan waktu dengan keluarga, sehingga komunikasi banyak terjadi dengan keluarga. Maka dari itu, tak heran keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian.
3. Aspek – Aspek Kepribadian
a. Aspek Kognitif (Pengenalan), yaitu pemikiran, ingatan, khayalan, inisiatif, kreativitas, pengamatan, dan penginderaan. Berfungsi menunjukan jalan, mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku.
b.  Aspek Afektif, berhubungan dengan perasaan atau emosi, hasrat, kehendak, dan semua aspek konatif atau psikomotorik. Berfungsi sebagai energy atau tenaga mental yang menyebabkan manusia bertingkah laku.
c.  Aspek Motorik, berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku manusia seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya.
Ny.Yoesoef Noesyirwan (1978) menganalisis kepribadian kedalam empat aspek
1.      Vitalitas, konstanta semangat hidup pribadi seseorang. Vitalitas adalah pusat tenaga, semangat hidup seseorang yang menentukan kemampuan berprestasi. Vitalitas yang kuat akan melahirkan kepribadian ideal.
2.      Temperamen, konstanta, warna, dan bentuk penghayatan atau pengalaman seseorang serta cara bereaksi dan cara bergeraknya. Warna penghayatan atau pengalaman merupakan suasana jiwa yang melatarbelakangi rasa kegembiraan dan kesedihan. Temperamen merupakan pembawaan karena terikat pada konstitusi atau bentuk tubuh dan proses faali seseorang, sehingga sukar diubah.
3.      Watak
1.      Hasrat, merupakan kebutuhan manusiawi yang tidak saja terarah pada pemuasan kebutuhan hidup, tetapi juga terarah untuk mengejar tujuan yang lebih tinggi yang tergolong kedalam dunia nilai, dunia ideal, dan rohaniah. Remplein membedakan tiga macam hasrat.
1.      Hasrat yang menyangkut “ adanya “ seseorang sebagai makhluk hidup (triebfedern des lebendigen daseins). Terdiri dari hasrat akan kenikmatan, pengalaman, dan rasa ingin tahu.
2.      Hasrat yang menyangkut adanya seseorang sebagai satu pribadi (triebfedern des individuellen selbsteins). Terdiri dari hasrat mempertahankan diri, mandiri, merdeka, dan mengembangkan keakuan.
3.      Hasrat yang mentransendir kedua macam bentuk diatas (triebfedern des uber sich hinaus seins). Tujuan terakhirnya bukanlah aku, tetapi dunia luar.
4.      Perasaan, memiliki ciri pokok pasif, subjektif dan adanya pengahayatan yang spontan. Perasaan dapat dibagi kedalam tiga macam
1.      Kemampuan perasaan yang berhubungan dengan keberadaan seseorang sebagai makhluk hidup (perasaan des lebendigen dasseins)
2.      Kemampuan perasaan yang menyangkut dengan keberadaan seseorang sebagai satu pribadi (perasaan des individuellen selbsteins)
3.      Kemampuan perasaan yang melampaui batas keakuan (perasaan des uber sich hinaus seins)
1.      Kemampuan perasaan yang menyangkut eksistensi manusia sebagai makhluk hidup ialah kemampuan menikmati dan menghayati.
2.      Kemampuan perasaan yang menyangkut dengan keberadaan seseorang sebagai satu pribadi dapat diringkas sebagai perasaan diri.
3.      Kemampuan perasaan yang melampaui batas keakuan (transitif).
4.      Kehendak. Kehendak dan hasrat menimbulkan motifasi sebagai penggerak tingkah laku. Perbedaan kehendak dan hasrat atau motivasi terletak pada derajat kesadaran yang tinggi pada kehendak. Ada empat hal penting dari kehendak, yaitu mudah tidaknya kehendak digerakan, kemampuan memberikan diri sepenuhnya pada tujuan kehendak, daya kehendak dan perhatian.
4. Bakat. Menurut Ny.Yoesoef Noesyirwan jenis bakat menurut fungsi yang terlibat adalah
a.  Bakat yang lebih berdasarkan psikofisik yaitu kemampuan yang berakar pada jasmaniah sebagai dasar dan fondamen bakat
b.  Bakat kejiwaan yang bersifat umum yaitu kemampuan ingatan daya khayal atau imajinasi dan intelegensi
c.  Bakat kejiwaan yang khas, ialah bakat yang dari semula sudah ada dan terarah pada satu lapangan yang terbatas
d.  Bakat kejiwaan yang majemuk, berkembang lambat laun dari bakat produktif kearah yang sangat bergantung dari keadaan didalam dan diluar individu
e.  Bakat yang berdasarkan pada alam perasaan dan kemauan.
Berdasarkan prestasinya bakat juga terdiri dari bakat reproduktif, bakat aplikatif, bakat interpreatif, dan bakat produktif.
4. Kepribadian dan Perkembangan
W. Allport (1961) menyatakan kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari system psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik dari individu terhadap lingkungannya. Pengalaman yang membentuk kepribadian yaitu :
1. Pengalaman Umum yang dialami tiap individu dalam kebudayaan tertentu.
2. Pengalaman khusus, yaitu pengalaman yang khusus dialami individu sendiri.
Pembentukan Identitas Diri
Proses integrasi pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama menjadi dewasa, disebut proses pembentukan identitas diri. Awalnya individu akan mengidentifikasi dirinya untuk menjadi identik dengan orang lain. Tapi, berangsur angsur individu tersebut akan menjadi dirinya sendiri.
Ekspresi Kepribadian
Hal ini dirasa perlu karena kepribadian begitu beragam sehingga harus digolongkan dalam beberapa karakteristik seperti penampilan fisik, temperamen, kecerdasan dan kemampuan, arah minat dan pandangan mengenai nilai, sikap sosial, kecenderungan motifasi, cara pembawaan diri dan kecenderungan patologis.
Jenis Kepribadian
1.      Menurut Kretschmer, mendasarkan penggolangannya pada cirri fisik dan berorientasi pada penyakit kejiwaan, yaitu Jenis Asthenis, Atletis, Piknis, Dislpiastis.
2.      Hipocrates menggolongkan menjadi jenis sanguin, fregmatik, dan kholerik
3.      Carl G. Jung, menggolongkan kepribadian menjadi :
1.      Jenis Introvert : Cenderung menarik diri
2.      Jenis Ekstrovert : Menggabungkan diri jika tertekan
3.      Jenis Ambivert : Campuran Introvert dan Ekstrover

No comments:

Post a Comment