1.
Partisiasi Politik
Partisipasi politik
secara harafiah berarti keikutsertaan, dalam konteks politik hal ini
mengacu pada pada keikutsertaan warga dalam berbagai proses politik.
Keikutsertaan warga dalam proses politik tidaklah hanya berarti warga mendukung
keputusan atau kebijakan yang telah digariskan oleh para pemimpinnya, karena
kalau ini yang terjadi maka istilah yang tepat adalah mobilisasi politik.
Partisipasi politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan kebijakan,
mulai dari sejak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan,
termasuk juga peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan.
Konsep partisipasi politik ini menjadi sangat
penting dalam arus pemikiran deliberative democracy atau demokrasi
musawarah. Pemikiran demokrasi musyawarah muncul antara lain terdorong oleh
tingginya tingkat apatisme politik di Barat yang terlihat dengan rendahnya
tingkat pemilih (hanya berkisar 50 - 60 %). Besarnya kelompok yang tidak
puas atau tidak merasa perlu terlibat dalam proses politik perwakilan
menghawatirkan banyak pemikir Barat yang lalu datang dengan konsep deliberative
democracy.
Di Indonesia saat ini penggunaan kata
partisipasi (politik) lebih sering mengacu pada dukungan yang diberikan
warga untuk pelaksanaan keputusan yang sudah dibuat oleh para pemimpin politik
dan pemerintahan. Misalnya ungkapan pemimpin "Saya mengharapkan partispasi
masyarakat untuk menghemat BBM dengan membatasi penggunaan listrik di rumah masihng-masing".
Sebaliknya jarang kita mendengar ungkapan yang menempatkan warga sebagai aktor
utama pembuatan keputusan.
“Dari
koran/kliping yang saya buat di halaman sebelumnya, nampak banyak sekali warga
yang memiliki hak pilih tetapi dengan sengaja tidak memilih. Sebagian warga di
desa sarai kecamatan Sungai Tebelian Kabupaten Sintang menolak untuk memberikan
hak pilih mereka karena mereka menganggap gubenur dari dulu tidak memperhatikan
daerah meraka. Dan itu meruakan salah
satu alasan meraka tidak memberikan suara dalam memilih.
Besar
harapan saya, kepada pemimpin yang memimpin Provinsi Kal-Bar saat ini dan
kedepannya tidak hanya mamentingkan atau pilih kasih dalam pembangunan daerah,
agar dalam setiap pemilu kedepannya semua warga daat memerikan hak suara mereka
sesuai dengan hati nurani mereka.”
2.
Sosialisasi
Politik
Sosialisasi
politik, merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik pada anggota
masyarakat. Keterlaksanaan sosialisasi politik, sangat ditentukan oleh
lingkungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan di mana seseorang/individu berada.
Selain itu, juga ditentukan oleh interaksi pengalaman¬-pengalaman serta
kepribadian seseorang. Sosialsiasi politik, merupakan proses yang ber¬langsung
lama dan rumit yang dihasilkan dari usaha saling mempengaruhi di antara
kepribadian individu dengan pengalaman-pengalaman politik yang relevan yang
memberi bentuk terhadap tingkah laku politiknya. Pengetahuan, nilai-nilai, dan
sikap¬-sikap yang diperoleh seseorang itu membentuk satu persepsi, melalui mana
individu menerima rangsangan-rangsangan politik. Tingkah laku politik seseorang
berkembang secara berangsur-angsur. Jadi, sosialisasi politik adalah proses
dengan mana individu-individu dapat memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, dan
sikap-sikap terhadap sistem politik masyarakatnya.
Proses
sosialisasi politik tidak langsung meliputi metode berikut:
1. Pengoperasian Interpersonal
Mengasumsikan bahwa anak mengalami proses sosialisasi politik secara eksplisitdalam keadaan sudah memiliki sejumlah pengalaman dalam hubungna-hubungan dan pemuasan-pemuasan interpersonal.
2. Magang
Metode belajar magang ini terjadi karna perilaku dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh di dalam situasi-situasi non politik memberikan keahlian-keahlian dan nilai-nilai yang pada saatnya dipergunakan secara khusus di dalam konteks yang lebih bersifat politik.
3. Generalisasi
Terjadi karena nilai-nilai social diperlakukan bagi bjek-objek politik yang lebih spesifik dan dengan demikian membentuk sikap-sikap politik terentu.
Proses sosialisasi langsung terjadi melalui:
1. Imitasi
Merupakan mode sosiaisasi yang paling ekstensif dan banyak dialami anak sepanjang perjalanan hidup mereka. Imitasi dapat dilakukan secara sadar dan secara tidak sadar.
2. Sosialisasi Politik Antisipatoris
Dilakukan untuk mengantisipasi peranan-peranan politik yang diinginkan atau akan diemban oleh actor. Orang yang berharap suatu ketika menjalani pekerjaan-pekerjaan professional atau posisi social yang tinggi biasanya sejak dini sudah mulai mengoper nilai-nilai dan pola-pola perilaku yang berkaitan dengan peranan-peranan tersebut.
3.Pendidikan Politik
Inisiatif mengoper orientasi-orientasi politik dilakukan oleh “socialiers” daripada oleh individu yang disosialisasi. Pendidikan politik dapat dilakukan di keluarga, sekolah, lembaga-lembaga politik atau pemerintah dan berbagai kelompok dan organisasi yang tidak terhitung jumlahnya. Pendidikan politik sangat penting bagi kelestarian suatu system politik. Di satu pihak, warga Negara memerukan informasi minimaltentang hak-hak dan kewajiban yang mereka mliki untuk dapat memasuki arena kehidupan politik. Di lain pihak, warga Negara juga harus memperoleh pengetahuan mengenai seberapa jauh hak-hak mereka telah dipenuhi oleh pemerintah dan jika hal ini terjadi, stabilitas politik pemerintahan dapat terpelihara.
4. Pengalaman Politik
Kebanyakan dari apa yang oleh seseorang diketahui dan diyakini sebagai politik pada kenyataannya berasal dari pengamatan-pengamatan dan pengalamn-pengalamannya didalam proses politik.
1. Pengoperasian Interpersonal
Mengasumsikan bahwa anak mengalami proses sosialisasi politik secara eksplisitdalam keadaan sudah memiliki sejumlah pengalaman dalam hubungna-hubungan dan pemuasan-pemuasan interpersonal.
2. Magang
Metode belajar magang ini terjadi karna perilaku dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh di dalam situasi-situasi non politik memberikan keahlian-keahlian dan nilai-nilai yang pada saatnya dipergunakan secara khusus di dalam konteks yang lebih bersifat politik.
3. Generalisasi
Terjadi karena nilai-nilai social diperlakukan bagi bjek-objek politik yang lebih spesifik dan dengan demikian membentuk sikap-sikap politik terentu.
Proses sosialisasi langsung terjadi melalui:
1. Imitasi
Merupakan mode sosiaisasi yang paling ekstensif dan banyak dialami anak sepanjang perjalanan hidup mereka. Imitasi dapat dilakukan secara sadar dan secara tidak sadar.
2. Sosialisasi Politik Antisipatoris
Dilakukan untuk mengantisipasi peranan-peranan politik yang diinginkan atau akan diemban oleh actor. Orang yang berharap suatu ketika menjalani pekerjaan-pekerjaan professional atau posisi social yang tinggi biasanya sejak dini sudah mulai mengoper nilai-nilai dan pola-pola perilaku yang berkaitan dengan peranan-peranan tersebut.
3.Pendidikan Politik
Inisiatif mengoper orientasi-orientasi politik dilakukan oleh “socialiers” daripada oleh individu yang disosialisasi. Pendidikan politik dapat dilakukan di keluarga, sekolah, lembaga-lembaga politik atau pemerintah dan berbagai kelompok dan organisasi yang tidak terhitung jumlahnya. Pendidikan politik sangat penting bagi kelestarian suatu system politik. Di satu pihak, warga Negara memerukan informasi minimaltentang hak-hak dan kewajiban yang mereka mliki untuk dapat memasuki arena kehidupan politik. Di lain pihak, warga Negara juga harus memperoleh pengetahuan mengenai seberapa jauh hak-hak mereka telah dipenuhi oleh pemerintah dan jika hal ini terjadi, stabilitas politik pemerintahan dapat terpelihara.
4. Pengalaman Politik
Kebanyakan dari apa yang oleh seseorang diketahui dan diyakini sebagai politik pada kenyataannya berasal dari pengamatan-pengamatan dan pengalamn-pengalamannya didalam proses politik.
Komentar saya tentang kliping pada halaman
sebelumnya yaitu : “dalam sebuah sosialisasi yang dilakukan oleh cagub sudah
bagus. Semua cagub menebarkan
janji-janji agar masyarakat memilih mereka. Tapi, apakah janji-janji
tersebut akan ditepati atau tidak? Itu adalah plitik yang kita sebagai orang
awam bisa melihat sendiri apakan sudah mereka tepati atau tidak.
Harapan saya, bagi pemimpin yang sudah terpilih agar
menepati janji-janji mereka pada saat sosialisasi. Jangan Cuma bisa berjanji
saja, tapi tidak di tepati dan jagalah amanat masyarakat memilih anda sebagai
pemimpin mereka
No comments:
Post a Comment