Saturday 30 August 2014

Sejarah Pergerakan dan Perjuangan Generasi Muda



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai suatu tahap dalam pembentukan kepribadian manusia dalam proses mencari jati diri. Posisi generasi muda dalam masyarakat adalah sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa, masa depan suatu bangsa ini terletak pada generasi mudanya sebab merekalah yang nantinya menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa. Suatu harapan yang sangat besar terhadap generasi muda ini.
Pada sisi lain hal itu menimbulkan suatu tanggung jawab yang sangat besar yang harus dipikul oleh generasi muda . Artinya generasi muda harus menjadi sosok yang mampu memenuhi harapan tersebut. Oleh karena itu, hal-hal yang menghambat kemajuan harus diganti dengan hal-hal baru sesuai dengan tuntunan dan perkembangan masyarakat, yaitu dengan dibekali ilmu pengetahuan dan pengarahan tentang pengembangan generasi muda menuju kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan kerja . Salah satu cara dalam memperoleh bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan baik formal maupun nonformal baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi. Dengan bekal seperti itu setiap pemuda Indonesia akan semakin bernilai dalam proses pembangunan. Dan makin membenarkan arti serta makna “ Pemuda adalah Harapan Bangsa”.
Generasi muda atau pemuda diaktakan sebagai tulang punggung negara. sering kali dikatakan oleh kebanyakan orang nasib bangsa akan ditentukan oleh generasi mudanya. oleh karena itu wancana-wancana mengenai nasionalisme maupun wawasan kebangsaan menjadi sangat penting untuk memajukan generasi muda agar lebih berkualitas.

B.     Masalah dan Sub Masalah
Adapun masalah yang akan dipaparkan dalam penulisan ini adalah “bagaimanakah sejarah pergerakan dan perjuangan generasi muda?”
Agar masalah tidak terlalu luas, maka penulis membaginya ke dalam beberapa Sub masalah, yaitu:
1.      Bagaimanakah sejarah ringkas pergerakan kaum muda di zaman belanda?
2.      Bagaimanakah sejarah ringkas pergerakan kaum muda di zaman soekarno (orde lama)?
3.      Bagaimanakah sejarah ringkas pergerakan kaum muda di zaman soeharto (orde baru)?
4.      Bagaimanakah sejarah ringkas pergerakan kaum muda paska reformasi?
C.    Tujuan Penulisan
Sesuai dengan perumusan masalah dan sub masalah di atas, maka penulis menentukan tujuan penulisan ini, yaitu:
1.      Mengetahui tentang sejarah ringkas pergerakan kaum muda di zaman belanda.
2.      Mengetahui tentang sejarah ringkas pergerakan kaum muda di zaman soekarno (orde lama).
3.      Mengetahui tentang sejarah ringkas pergerakan kaum muda paska reformasi.
D.    Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat penulisan ini, yaitu:
1.      Bagi penulis
Dapat menemukan sejarah pergerakan dan perjuangan generasi muda.
2.      Bagi pembaca
Memberikan informasi mengenai sejrah pergerakan dan perjuangan generasi muda.
BAB II
SEJARAH PERGERAKAN DAN PERJUANGAN GENERASI MUDA
Dalam sejarah perjuangan bangsa, kepeloporan pemuda selalu tampil sebagai kekuatan penentu. Mereka adalah kelompok intelektual yang karena usia dan tingkat perkembangannya, memiliki idealisme yang tinggi, semangat pengabdian tanpa pamrih, dan rela berkorban demi kepentingan bangsa. Meskipun berasal dari latar belakang sosial, budaya, organisasi, bahkan ideologi yang berbeda, namun karena persamaan nasib sebagai bangsa yang dijajah, mereka menyatukan diri sebagai satu bangsa dan dalam kesatuan itu mereka berjuang bersama-sama melawan penjajah.
Upaya pembentukan bangsa Indonesia sebagai nation telah dirintis oleh para pemuda pada awal abad ke-20, yaitu menumbuhkan kesadaran nasional di kalangan rakyat melalui organisasi-organisasi pergerakan nasional. Pergerakan nasional merupakan alternatif baru perjuangan untuk menghapuskan penjajahan setelah cara lama yaitu perjuangan bersenjata, mengalami kegagalan. Kevakuman dalam kepemimpinan perjuangan setelah para raja dan bangsawan berhasil dipaksa oleh Belanda menandatangani korte verklaring, diisi oleh para pemuda. Sebagai golongan terpelajar, mereka belajar dari sejarah. Kegagalan perjuangan masa lalu memberi pelajaran para mereka, bahwa perlawanan yang terpisah-pisah dan hanya bertumpu pada kharisma pemimpin tidak mungkin berhasil mengalahkan penjajah. Karena itu dicari taktik yang sepadan dengan taktik yang dipakai penjajah. Karena Belanda berhasil menanamkan kekuasaannya dengan taktik memecah belah, maka untuk melawannya harus dipergunakan taktik persatuan. Untuk itu rasa persatuan perlu ditanamkan dengan menyadarkan rakyat bahwa mereka itu memiliki persamaan nasib sebagai bangsa terjajah. Sebagai wadah, dipergunakan organisasi modern, melalui mana kesadaran sebagai satu bangsa ditanamkan secara berangsur-angsur.
Para pemudalah yang mempelopori bangkitnya pergerakan nasional. Buktinya, organisasi-organisasi yang dapat dikatakan pelopor pergerakan nasional semuanya didirikan oleh pemuda. Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islan (SDI) pada tanggal 16 Oktober 1905 ketika ia baru berusia 27 tahun. Ia lahir pada tahun 1878. Sutomo baru berusia 20 tahun (lahir 30 Juli 1888) ketika mendirikan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Suwardi Suryaningrat yang kemudian dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara baru berusia 20 tahun ketika mendirikan Indische Partij pada tahun 1912 bersama-sama Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo.
Tokoh-tokoh lain pun mulai aktif dalam pergerakan nasional pada usia yang masih muda. Muhammad Hatta mulai memimpin Perhimpunan Indonesia ketika usianya baru mencapai 21 tahun. Ketika menghadiri sidang Liga Anti Kolonialisme di Paris, usianya baru 23 tahun. Agus Salim dan Cokroaminoto mulai aktif memimpin Sarekat Islam pada umur 22 tahun. Soekarno tampil sebagai tokoh pergerakan nasional pada umur 22 tahun dan menjadi ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) pada usia 26 tahun. Muhammad Yamin ketika ikut merumuskan Sumpah Pemuda di tahun 1928, umurnya baru 22 tahun. Ia mulai aktif dalam Jong Sumatranen Bond pada usia 19 tahun.
Dari uraian di atas, ingin ditampilkan peranan pemuda dalam sejarah pembentukan bangsa Indonesia sebagai nation. Merekalah yang pertama menemukan konsep persatuan sebagai satu bangsa, pada awal abad ke-20. Peristiwa itu dapat disebut sebagai lahirnya bangsa Indonesia dalam bentuk idea. Dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, bangsa Indonesia tidak lagi berupa idea, melainkan telah menjelma menjadi konsep, karena telah memiliki batasan yang jelas. Konsep bangsa Indonesia menjadi aktual dengan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi kemerdekaan merupakan saat lahirnya bangsa Indonesia secara aktual, juga karena peranan pemuda yang waktu itu bergabung dalam berbagai kelompok, seperti kelompok pelajar, kelompok Peta, kelompok mahasiswa maupun kelompok pemuda lainnya.
Kepelopran pemuda juga merupakan kekuatan yang menentukan dalam perjuangan mempertahankan eksistensi bangsa Indonesia, terhadap rongrongan dari luar seperti pada periode Perang Kemerdekaan, dan rongrongan dari dalam seperti G 30 S/PKI tahun 1965.
A.    Sejarah Ringkas Pergerakan Kaum Muda di Zaman Belanda.
Setelah berpuluh-puluh tahun bahkan beratus tahun kaum muda negeri ini membaca sejarah yang terbentang di tanah airnya sendiri (1  akhirnya merekapun berpikir: bahwa kekalahan-demi kekalahan ini bermula dari terkotak-kotaknya bangsa Melayu Hindia Belanda (Indonesia) dalam kotak bangsa-bangsa, atau jika dilihat dalam satu kesatuan Hindia Belanda, terkotak dalam suku-suku.”Pertempuran yang sendirian, memberikan efek sementara dan semata-mata hanya menghasilkan sensasi yang tidak bertahan lama”(2. , tulis Lenin. Ternyata bangsa Nusantara ini adalah satu bangsa besar. Namun munculnya kesadaran akan satunya bangsa besar ini terbetik dari banyak kesadaran yang walaupun terlambat, tidak mengurangi nilai perjuangan itu. Salah satunya tergambar dari keinginan RA Kartini, seorang gadis bangsawan Jawa dari Jepara, yang memperoleh beasiswa untuk sekolah di Belanda. Tetapi karena pandangan keluarga Jawa (keluarga RA Kartini) yang sempit dan memandang rendah anak perempuan, keinginan Kartini ingin melanjutkan sekolah dengan beasiswa itu ingin diberikannya. seorang pemuda dari Sumatera yang bernama Agus Salim yang menjadi juara I di sekolah HBS di Jakarta tahun 1903. Salim ingin melanjutkan sekolah ke fakultas kedokteran di negeri Belanda. Tetapi karena orang tua Salim hanya mempunyai gaji sebulan hanya 150 gulden, sedangkan biaya sekolah Salim selama menjadi mahasiswa menghabiskan biaya 4800 gulden. Dalam suratnya RA Kartini yang gagal melanjutkan sekolah, tetapi mendapat anugerah beasiswa menulis surat kepada Nyonya Abendanon,(sahabat pena dan gurunya) tanggal 24 Juli 1903, agar beasiswa yang diperuntukkan kepadanya dialihkan kepada Agus Salim, seoranng pemuda cerdas dari Sumatera. Tetapi sampai dua tahun masalah itu tak menemukan akhir yang jelas.  Akhirnya Snouck Hurgronje menawarkan kepada Salim untuk menjadi Kepala Konsulat Hindia Belanda di Jedah tahun 1906.(3. Rasa persaudaraan yang tinggi dari kalangan intelektual dan kaum terpelajar Indonesia waktu itu, mampu mendorong rasa saling membantu di antara mereka. Sifat gotongroyong dan jiwa persatuan ini kemudian berkembang dengan lahirnya berbagai organisasi kedaerahan seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Ambon, Jong Celebes di samping lahir pula Jong Islamiten Bond dlsb. Di samping organisasi pemuda dan mahasiswa tersebut, lahir pula organisasi-organisasi yang bersifat politik dan social(kemasyarakatan) yang bernama Sarekat Islam, Partai Komunis Hindia Belanda, ada juga organisasi lain seperti ISDP (Indische Sociaal Democratische Partij, Theosofische Vereeniging (Perkumpulan Teosofi) dan Nederland Indische Virijninningen Bond (NIVB) dimana Salim pernah memasuki organisasi itu sebelumnya (4. Sarekat Islam atau yang kemudian menjadi PSII (Partai Sarikat Islam Indonesia) lahir dari seorang ulama di Jawa Timur, yang bernama Cokroaminoto. Ia menjadi guru bangsa yang mendidik banyak tokoh kemerdekaan seperti Soekarno yang kemudian menjadi presiden pertama Republik Indonesia. Kemampuan para pemuda Indonesia berpikir dan membuat konsep saat itu, melahirkan “Sumpah Pemuda” pada bulan Oktober 1928, adalah satu prestasi besar dan sangat gemilang yang dicapai generasi muda saat itu.  (5. Pada saat yang sama di Rusia tengah terjadi  pergolakan kaum muda yang dipelopori mahasiswa di Moskow dan St Petersburg.Di Rusia pergolakan mahasiswa terjadi menjelang tahun 1900 guna menumbangkan kekuasaan Tsar Rusia yang berkuasa sangat otoriter. Mahasiswa memakai slogan “raznochinets” yang berarti demokrasi yang bukan hanya berkonotasi politik, tetapi juga mengarah ke pengertian ekonomi dan budaya. Dengan semboyan ini pada1901-1902 para mahasiswa meninggalkan rumus-rumus universitas dan turun ke jalan, mereka memakai idiom-idiom yang biasa digunakan para politikus dalam membungkam lawan politik mereka menentang Tsar di Rusia. Mahasiswa Indonesia menyaksikan dengan mendengar radio pergolakan mahasiswa di Rusia itu, dan mereka bangkit melawan penjajah Belanda untuk menuntut kemerdekaan. Jika ditelusuri lebih dalam “Sumpah Pemuda” adalah cikal bakal lahirnya kata merdeka atau dalam  bahasa Rusia “Raznochinets” adalah padanan kata demokrasi yang mengandung makna merdeka (terlepas dari kungkungan, penjajahan dan pengawasan) orang lain.  

B.     Sejarah Ringkas Pergerakan Kaum Muda di Zaman Soekarno (Orde Lama).
Di zaman Soekarno, setelah kemerdekaan, bangsa kita mendapat durian runtuh dengan serangan Belanda dalam argesi I 1947 dan agresi ke II 1949, dimana seluruh rakyat dan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) bahu membahu dan bersatu padu dalam mempertahankan  kemerdekaan RI. (6 , patut disimak bahwa dalam masa-masa menjelang kemderkaan, perjuangan kaum muda dengan mahasiswa sebagai obor penerang utamanya, mampu melahirkan konsep-konsep yang begitu berilian dengan melahirkan Pancasila sebagai simbol pemersatu bangsa, kemudian penyusunan UUD 1945 sebagai landasan bernegara dan dasar hukumnya.
Akan tetapi berkah “durian runtuh” itu kemudian remuk dan hancur berkeping-kepeing ketika persoalan agresi Belanda telah selesai, Pemilu pertama yang diadakan pertamakalinya tahun 1955 dengan prestasi “Pemilu” paling jujur dan paling elegan dan jentelman selama Indonesia merdeka (sampai hari ini)(7  tiada artinya ketika kekuasaan Soekarno semakin absolut.  Soekarno melarang  mendengar musik Barat yang digambarkan sebagai music ngak-ngik-ngok, Soekarno tak membplehkan ber cas-cis-cus berbahasa asing. Siaran  radio luar negeri tidak didengar, film Amerika tidak ditonton dan setiap warga Negara Indonesia dilarang  bergaul akrab dengan orang asing. Dan yang paling tragis adalah  tidak boleh berbeda pendapat dengan pemerintah yang mengingatkan rakyat kembali ke dalam penjara ketidakkebebasan seperti di zaman kolonial.
Maka penolakan terhadap Soekarno pun terjadi di akhir-akhir masa kekuasaannya, karena pada awalnya mahasiswa (kaum muda) belum pernah menghadapi perlawanan (pembangkangan) terhadap penguasanya sendiri di era Indonesia merdeka. Pada tahun 1960 terjadi pergolakan mahasiswa di Korea Selatan, presiden Syngman Rhee didemo oleh mahasiswa, karena kecurangan dalam Pemilu, pada 26 April 1960, Syngman Rhee dituntut mundur dari jabatan presiden. Akan tetapi tuntutan mahasiswa dibalas oleh tembakan militer secara membabi buta dari istana Syngman Rhee.Setelah penembakan itu, mahasiswa semakin berani dan menduduki istana presiden yang ketika itu dijuluki “Blue House”. Syngman Rhee akhirnya jatuh dan diungsikan oleh pasukan Amerika dan menerima suaka dari  negara superpower tersebut. Selama memerintah, sebagai diungkapoleh King Yong Kap, Deputy Menteri Keuangan Korea Selatan mengatakan: “Selama memerinah Rhee telah menggelapkan uang pemerintah sebanyak $ 20 juta. Sementara Rhee jatuh, di Jakarta(khususnya) dan Indonesia umumnya, terjadi krisis kaum intelektual. Krisis ini dihasilkan oleh Demokrasi Terpimpin.Untuk membungkam kritik, terhadap pemerintah,  maka pers pun dibungkam, suara kaum intelektual dan tokoh-tokoh politik keras dipenjara. Setiap perkumpulan dan pertemuan ilmiah diawasi oleh intel dan tentara.(8. Enam tahun setelah kejatuhan Rhee di Korea Selatan, Soekarno pun menghadapi tuntutan yang sama, munculnya gerakan massal mahasiswa dengan tuntutan TRITURA 10 januari 1966, di tengah hancurnya ekonomi Orde Lama akibat korupsi, hanya beberapa bulan setelah terjadinya kudeta PKI yang gagal 30 September 1965, telah mengakhiri kekuasaan Soekarno yang otoriter. Mewngikuti jejak kekuasaan Tsar Rusia di bulan Oktober 1917, dan presiden Korea Selatan Syngman Rhee April 1960.   
C.    Sejarah Ringkas Pergerakan Kaum Muda di Zaman Soeharto (Orde Baru).
Dikira situasi politik di tahun 1966 setelah tumbangnya Soekarno, akan lebih baik dan rakyat akan memperoleh perhatian dari penguasa. Kenyataannya sama saja dibanding Orde Lama. Kondisi ekonomi secara nasional memang jauh lebih baik dibanding pada masa pemerintahan Soekarno. Hanya saja, terjadi ketimpangan-ketimpangan sosial dan munculnya kaum miskin baru perkotaan maupun pedesaan. Maka akibat investor masuk (terutama Jepang) dengan bantuannya yang mengikat,(9  gerakan MALARI pecah pada tanggal 15 Januari 1974. Perdana Menteri Jepang saat itu, Kakuei Tanaka dilarikan dengan pesawat Helikopter dari Halim Perdana Kusuma ke istana Negara dan begitu pula sebaliknya, hanya untuk bertemu dengan presiden Soeharto. Akan tetapi gerakan Malari, hanyalah sebuah rekayasa dari penguasa yang sengaja menciptakan gerakan tersebut untuk mencari kambing hitam atau memancing reaksi mahasiswa terhadap pemerintahan Orde Baru yang baru beberapa tahun berdiri. Harian Indonesia Raya Harian Pedoman dan beberapa media lain dibreidel, dan Pemrednya Mochtar Lubis, Mahbub Junaidi dijebloskan ke penjara.
          Tahun 1988, terjadi penyempurnaan tekanan gerakan mahasiswa dimana Orde Baru lewat menteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu, Dr.Daoed Joesoef memberlakukan NKK/BKK., yang pada intinya bahwa mahasiswa diharamkan berpoilitik. Setiap mahasiswa diwajibkan memiliki IP minimal 3.00 atau lebih. Keadaan ini membuat para mahasiswa semakin gerah, karena gerakan mereka seakan dibatasi dan dipaksa untuk suntuk (fokus) ke mata kuliah di kampus  Suara-suara pers dan tokoh yang mengeritik pemerintah dibungkam. Maka terjadilah pencabutan SIUPP berbagai media pers seperti Majalah Tempo, Detik, Prioritas, Sinar Harapan, dlsb. Menjelang tahun 1990 terjadi pula kekerasan yang lain, yaitu dipaksanya ormas-ormas baik masyarakat, politik dan mahasiswa untuk menganut “azas Tunggal” yaitu Aazas Pancasila. Yang menyimpang dari itu diintimidasi dan disingkirkan bahkan terjadi aksi kekerasan terhadap ormas-ormas yang masih mencoba membangkang (mbalelo) terhadap pemerintah. Salah satunya adalah peristiwa penyerangan terhadap kantor PDIP pada 27 Juli 1996. Hanya beberapa tahun kemudian terjadilah krisis ekonomi, tepatnya pada awal 1997 dan memburuk sampai akhir tahun.
Di awal tahun 1998, mahasiswa semakin resah dan berani mengadakan demonstrasi ke berbagai pusat kekuasaan, seperti gedung DPR dan istana Negara. Sampai akhirnya terjadi penembakan empat mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998, sewaktu presiden Soeharto berada di Kairo Mesir menghadiri KTT Perubahan Iklim. Penembakan mahasiswa Trisakti itu, ternyata juga sama dengan peristiwa tumbangnya presiden Syngman Rhee di Korea Selatan, yang hanya beberapa hari setelah penembakan mahasiswa, istana presiden Korea langsung dfiserbu. Di Jakarta, gedung DPR sebagai pusat suara rakyat yang diwakili oleh legislatif, diduduki, sehingga mengganggu fungsi salah satu pusat pemerintahan. Suara-suara mundur presiden Soeharto terus menggagung di seluruh kota-kota besar terutama gedung DPR/MPR yang diduduki para  mahasiswa. Pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden dan kekuasaan diserahkan kepada wakil presiden BJ.Habibi. peristiwa  kejatuhan Soeharto di tahun 1998, boleh jadi sebuah demonstrasi yang tak kalah heroiknya dibanding tahun 1966.
D.    Sejarah Ringkas Pergerakan Kaum Muda Paska Reformasi
Mungkin tak jauh berbeda dengan gerakan sebelumnya, gerakan kaum muda (mahasiswa) di tahun era Reformasi yang paling besar adalah ketika terjadi demonstrasi semanggi I dan II dan tertembaknya puluhan mahasiswa. Kemudian ditumbangkannya presiden Abdurrahman Wahid tahun 2002 dan digantikan oleh wakil presiden Megawati. Tahun 2004 terjadi Pemilu pertama setelah tiga presiden menjabat secara pendek dan singkat (BJ.Habibi, Abdurrahman Wahid dan Megawati – Pemilu yang aman dan damai yang dilangsungkan tahun 2004 ini dimenangkan oleh partai Demokrat, Pemilu kedua yang dimenangkan pula oleh Demokrat tahun 2009. Akan tetapi Pemilu dua itu telah membongkar kecurangan rezim SBY dan partai democrat dan betapa korupnya rezim SBY serta partainya terbukti dari banyaknya tokoh-tokoh partai Demokrat terlibat korupsi mulai dari kasus Bank Century di awal kekuasaanya tahun 2004, kasus Wisma Atlet di Palembang, kasus Hambalang di Bogor, rencana pembangunan gedung DPR yang baru dan lain-lain.








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya penulis menyimpulkan bahwa generasi muda dalam masyarakat adalah sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa, masa depan suatu bangsa ini terletak pada generasi mudanya sebab merekalah yang nantinya menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa. Suatu harapan yang sangat besar terhadap generasi muda ini.
B.     Sarana
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya saran yang dapat penulis berikan yaitu Bangsa Indonesia belum terjadi pemindahan kebudayaan dan pergantian masyarakat kolonial ke masyarakat baru yang dicita-citakan Bapak Bangsa.? Mochtar Lubis paling keras mengeritik bangsa ini dalam masalah pemindahan kebudayaan dan masyarakat ini. Kita belum sepenuhnya pindah dari kebudayaan dan masyarakat kolonial, ke masyarakat bebas dan merdeka. Menalitas terjajah yang ditandai dengan kemalasan, betah bodoh (tidak mau belajar, egois, suka jalan pintas / bajing loncat adalah sebagian kritik yang ditujukan Mochtar Lubis kepada bangsa ini. Besar harapan penulis agar kita sebagai mahasiswa (generasi muda) dapat menjadikan negara ini lebih baik kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA




2 comments: